Blog ini berisikan, cerita-cerita Michael, baik berupa catatan perjalanan, opini-opini maupun bentuk-bentuk tulisan lainnya. Juga dalam Blog ini tidak lupa disertakan tampilan-tampilan foto, dimana melalui foto tersebut tertuang maksud si tukang foto. Sebab kadang kala melalui foto, isi cerita lebih nyata untuk dimengerti dan dihayati.As long as you are still alive, you are capable of changing and growing. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers...
Thursday, September 3, 2015
Gianluigi Aponte Boss MSC
Gianluigi Aponte adalah seorang mantan kapten kapal ferry yang punya visi bisnis amat mengagumkan dan tajam. Gianluigi lahir di Sant'Agnello, Italy, namun kini ia sudah berwarga negara Swiss. Gianluigi ini mulai terjun ke dunia pelayaran sejak tahun 1970-an, bersama-sama dengan istri tercintanya, Rafaela. Ketika itu mereka bermaksud mendirikan perusahaan pelayarannya sendiri daripada harus terus menerus jadi kapten kapal, dan bekerja untuk orang lain. Nah, pada saat memulai bisnis pelayarannya, ia bersama dengan istrinya, mereka itu lalu kemudian secara resmi membuat satu perusahaan baru dengan jumlah kapal ‘hanya’ 1 kapal kargo saja, yangkala itu berlayar melayani Eropa dan Afrika semata. Kapal pertama yang dibelinya bernama Patricia, yang lantas kemudian disusul dengan membeli kapal ke dua diberi nama Rafaela, sesuai nama istrinya. Kapal yang dimilikinya mula-mula hanya beroperasi di antara laut Mediterranean dan Somalia, tempat yang termasuk sangat rawan dengan bajak lautnya. Perlahan namun pasti usahanya mulai berkembang, dan hasilnya mulai terlihat. Lalu usahanya itu bertumbuh dengan amat pesatnya. Jalur operasinya setelah tahun 1977 mulai meluas dan memasuki daerah northern Eropa, Africa dan selanjutnya ke lautan Indian, bahkan di era tahun 1980-an operasinya sudah menjangkau Amerika Utara dan Australia.
Dengan kepiawaian dan keahliannya di industri kepelayaran ia lalu membuat gebrakan hebat pada tahun 1988 yaitu masuk ke industri kapal pesiar. Perusahaan pribadi yang didirikan Gianluigi Aponte diberi nama Mediterranean Shipping, yang kemudian berganti nama dan dikenal saat ini dengan sebutan MSC (Mediterranean Shipping Company). Singkat cerita, semenjak tahun 2014 yang lalu ia pensiun dari posisinya sebagai CEO dan President MSC. Jabatan tersebut kemudian dipegang oleh anaknya, Diego Aponte. Setidaknya ada hal luar biasa menarik dan dapat memotivasi kita, yang lalu dapat kita pelajari dari Gianluigi ini. Perusahaan yang dibangunnya dengan hanya memiliki 1 kapal saja, kini sudah menjadi perusahaan container nomor dua terbesar di dunia setelah Maersk, yaitu dengan jumlah kapal container dan cargo yang dioperasikan tak kurang dari 470-an kapal. Gianluigi bahkan masuk dalam daftar Majalah Forbes di jajaran 200 orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih per bulan Agustus 2015 sebanyak $7.9 Billion. Bahwa ternyata, dalam hal apapun tidak ada yang mustahil asal saja kita bertekun dan bersungguh-sungguh di dalamnya. Ada seorang nelayan yang kemudian menjadi pengusaha kapal ikan yang kaya raya. Ada seorang insinyur kapal kargo yang menjadi pemilik perusahaan perkapalan. Ada seorang kapten kapal ferry yang kemudian menjadi billioner dan salah satu pemilik kapal terkaya di dunia. Kita boleh bermimpi, dan bahkan harus terus bermimpi serta punya mimpi-mimpi besar. Namun serempak kita juga harus bekerja keras dan bekerja besar untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar yang kita miliki tersebut.
Thursday, August 27, 2015
Rambut Rontok Salah Siapa?
Bagi seorang lelaki sejati maka
“penyakit” rambut rontok adalah musibah
amat dahsyat dalam kehidupannya. Kerontokan rambut dapat melahirkan rasa kurang
percaya diri dan minder yang bertubi-tubi datangnya. Jikalau kepala kita mulai
membotak, Kemanapun kita pergi dan bersosialisasi maka bisa jadi kepala kita akan
menjadi pusat perhatian dan sorotan banyak pasang mata. Kita lantas kemudian
mulai merasa salah tingkah dan juga rasa kurang percaya diri mulai menampak.
Ini jugalah salah satu alasan utama kenapa ada banyak pria berusaha sekuat
mungkin memelihara rambut mereka tetap sehat dan tertata rapi, dan bila perlu
maka ketika rambut mulai rontok mereka akan cepat-cepat bergegas membenahinya
dengan berbagai cara maupun pengobatan. Meskipun tentu saja tak sedikit yang
masih kurang peduli dan bersikap masa bodoh. Ingatlah selalu, bahaya mengancam di depan pintu, bahaya itu adalah rambut rontok. Kalau itu sampai terjadi, musibah mengancam rasa percaya diri Anda sudah tiba.
Kerontokan rambut dapat berujung
pada kebotakan. Ini adalah sebuah keniscayaan bilamana rambut yang mulai rontok
tidak sesegera mungkin ditangani. Penyebab kerontokan memang ada banyak, namun
apabila kerontokan tersebut dicegah sedini mungkin maka paling tidak kepala
kita akan terhindar dari kebotakan menyeluruh yang sungguh menyebalkan itu.
Jangan tunggu sampai rambut botak baru mulai memikirkan cara bagaimana
menumbuhkan kembali rambut yang sudah tidak ada lagi di kepala kita itu.
Bukankah ada ujar-ujar kuno namun tetap abadi yang berkata bahwa mencegah
selalu lebih baik daripada mengobati? Jadi, tunggu apa lagi? Jangan tunggu kepala
botak dulu, tetapi bersegeralah menjaga dan memelihara rambutmu mulai sekarang
juga. Ingat, tampil percaya diri dengan
rambut sehat dan bebas kebotakan adalah sebuah kemestian bagi pria masa
kini dalam bekerja dan berkarya. Siapapun dan sebagai apapun Anda bekerja, maka
tampil percaya diri akan selalu dibutuhkan dan menjadi yang utama. Obat penumbuh rambut pun jadi pilihan tepat.
Nah, ada begitu banyak pertanyaan
yang mengemuka yang sangat sering saya dengar mengenai kondisi rambut dan
kepala. Umpamanya saja pertanyaan tentang bagaimana sih cara merawat rambut supaya tetap lebat dan sehat? Ini
pertanyaan klasik turun temurun. Selama belasan tahun tinggal di Amerika,
pertanyaan serupa sudah sering saya dengar. Begitu juga di Indonesia ini, dan
di kampong halaman saya. Jadi dimana pun dan oleh bangsa apapun, maka masalah
rambut selalu menjadi perhatian dan buah bibir. Ini kenyataan yang tidak dapat
kita tepis dan singkirkan hanya oleh karena kita merasa bahwa rambut kita sudah
bagus. Siapapun dapat terkena “penyakit” rambut rontok dan kepala botak, itu
akan terjadi cepat atau lambat tentu saja bila kita tidak rajin merawat dan
memelihara rambut kita. Benda mati saja kita rawat dengan baik dan sangat
hati-hati, apalagi rambut yang notabene “hidup” alias bertumbuh dan berkembang,
serta bertambah panjang. Jadi, rawatlah rambut Anda selagi masih ada waktu.
Kalau Anda pernah dengar istilah yang sudah menasional bahwa “Rambut adalah
mahkota perempuan,” maka kita juga dapat berkata saat ini bahwa “Rambut adalah
mahkota pria masa kini!”
Sekarang kita coba masuk ke hal yang
lebih teknis lagi, yaitu kira-kira bagaimana cara mengatasi rambut rontok
dan apakah ada obat penumbuh rambut? Maksudnya
tentu bukan sembarang obat penumbuh rambut namun obat yang dapat dibilang
memang memiliki khasiat tersebut secara nyata dan alami. Seperti yang dapat
dibaca pada alinea-alinea sebelumnya di atas tadi, tentulah mencegah kerontokan
akan selalu lebih baik daripada mengobati. Akan tetapi acap kali kita terlanjur
melupakan pencegahan tersebut sampai kemudian rambut di kepala kita benar-benar
mulai menghilang, barulah kita seakan tersadar. Nah, kalau sudah demikian
adanya ‘nasib’ rambut di kepala kita maka mau tidak mau tindakan mengatasi
rambut rontok dan penggunaan obat penumbuh rambutlah yang mesti kita lakukan
serta gunakan.
Bukan mau berpromosi, namun saya
bermaksud mengabarkan sebuah “kabar baik” bagi para pria modern masa kini. Bagi
para pria sejati dimana pun Anda berada. Dan tentu saja bagi mereka yang
sementara mengalami masalah kerontokan rambut. Bahwa sejak tahun 2014 kemarin
sebetulnya sudah beredar di pasaran apa yang namanya HG Shampoo & Hair Tonic.
Bahkan sejak April 2015, barang yang sama juga yang diperuntukkan bagi para
wanita sudah beredar di pasaran. Kaum perempuan tentu tidak mau kalah dari kaum
pria dalam hal menjaga dan merawat rambutnya, sebab justru merekalah yang punya
rambut indah nan berseri. Apa sebab saya menganjurkan untuk menggunakan HG
Shampoo & Hair Tonic ini, itu adalah oleh karena saya sudah mencobanya, dan
juga banyak rekan-rekan saya yang sudah menggunakan dan memperoleh manfaatnya
secara signifikan. It is my choice of confidence. How about you? Jangan biarkan rambut rontok membatasi ruang gerak dan aktivitas kita.
Secara sederhana dapat dijelaskan
bahwa HG Shampoo & Hair Tonic adalah semacam seri perawatan rambut untuk
pria yang berasal dari bahan alami, aman digunakan dan tidak memiliki efek
samping, dan lalu kemudian bahan alami tersebut diformulasikan secara khusus
untuk antara lain menumbuhkan rambut, menebalkan rambut, mengurangi kerontokan
rambut, serta menghambat proses pertumbuhan uban. Sangat lengkap bukan? Lantas
ada lagi yang bertanya bagaimana sih sebetulnya
cara kerjanya? HG Shampoo & Hair Tonic bekerja dengan cara pertama-tama ia
melancarkan peredaran darah di kulit kepala, lalu ia menutrisi dan menyehatkan
akar rambut, kemudian ia akan menumbuhkan rambut dan serempak menebalkan rambut
di kepala. (Sumber informasi: website HG Shampoo & hair Tonic).
Rambut rontok itu sebenarnya
bukan salah siapa-siapa yang lain selain diri kita sendiri. Bukan salah orang
lain, apalagi menyalahkan Tuhan. Bila kita mengalami rambut rontok maka itu
sesungguhnya adalah salah kita sendiri. Kesalahan utama kita adalah oleh karena
kerap kali kita tidak memperhatikan kesehatan rambut kita dengan baik, kita
juga tidak merawat rambut kita dengan baik dan secara rutin. Kita juga tak
jarang mengabaikan berita-berita baik dan kabar-kabar positif tentang berbagai
petunjuk tentang cara dan obat perawatan rambut yang terjamin dan berkualitas.
Kita lupa dan tak sadar bahwa kesehatan dan perawatan rambut itu amat sangat
penting.
Akhirnya, kalau saat ini dunia
sementara berjuang memberantas kemiskinan dan kemelaratan, juga ada sejumlah
negara yang mati-matian melawan kerusakan hutan serta menyelamatkan hutan dari
kegundulan alias kebotakan, maka kaum pria sejati sementara berjuang juga dan
berpromosi dalam melawan kerontokan dan kebotakan rambut. Ayo, mari kita
bebaskan dunia ini dari “penyakit” kebotakan akibat rambut rontok. Mulailah
dari diri sendiri dulu. Semboyan jenaka kita dalah ini, “Dunia bebas dari kebotakan, pria sejati bebas dari kerontokan”. Semoga.
#MencegahKebotakan |
Sunday, August 9, 2015
Polisi Tidur
Polisi tidur tentu sudah sangat sering kita dengar.
Tulisan kali ini, saya ingin menulis tentang polisi tidur. Bukan
bercerita tentang banyaknya polisi yang tidur kala bekerja loh. Sama
sekali bukan itu. Tulisan ringan kali ini hanyalah tentang “Polisi
Tidur” alias pengurang kecepatan kendaraan bermotor. Sleeping policeman.
Namanya polisi tidur, pada banyak kesempatan ia sering berfungsi
membangunkan penumpang yang lagi tidur atau ketiduran di mobil.
Nah, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali Pemakai Jalan, maka secara jelas tertulis di situ bahwa fungsinya adalah sebagai alat pengendali dan pengaman pemakai jalan. Misalnya ini, sudah tertuang dalam KEPMEN tersebut adalah bahwa:
Alat pengendali pemakai jalan digunakan untuk pengendalian atau pembatasan terhadap kecepatan, ukuran muatan kendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu, terdiri dari :
(1) Alat pembatas kecepatan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi kendaraan bermotor mengurangi kecepatannya. Dengan cara peninggian sebagian badan jalan yang melintang terhadap sumbu jalan, dengan ketentuan sebagai berikut :
(a) Bentuk penampang melintang menyerupai trapesium.
(b) Dan bagian menonjol diatas badan jalan maksimum 12 cm dan penampang kedua sisinya mempunyai kelandaian 15 %.
(c) Dengan lebar mendatar bagian atas proporsional dengan bagian menonjol diatas badan jalan dan minimum 15 cm.
(d) Ditempatkan pada jalan di lingkungan pemukiman, jalan lokal III C dan jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi.
(e) Penempatannya didahului dengan dengan pemberian tanda dan pemasangan rambu lalu lintas.
(f) Diberi tanda berupa garis serong dari cat berwarna putih (Pasal 4)
Nah, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali Pemakai Jalan, maka secara jelas tertulis di situ bahwa fungsinya adalah sebagai alat pengendali dan pengaman pemakai jalan. Misalnya ini, sudah tertuang dalam KEPMEN tersebut adalah bahwa:
Alat pengendali pemakai jalan digunakan untuk pengendalian atau pembatasan terhadap kecepatan, ukuran muatan kendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu, terdiri dari :
(1) Alat pembatas kecepatan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi kendaraan bermotor mengurangi kecepatannya. Dengan cara peninggian sebagian badan jalan yang melintang terhadap sumbu jalan, dengan ketentuan sebagai berikut :
(a) Bentuk penampang melintang menyerupai trapesium.
(b) Dan bagian menonjol diatas badan jalan maksimum 12 cm dan penampang kedua sisinya mempunyai kelandaian 15 %.
(c) Dengan lebar mendatar bagian atas proporsional dengan bagian menonjol diatas badan jalan dan minimum 15 cm.
(d) Ditempatkan pada jalan di lingkungan pemukiman, jalan lokal III C dan jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi.
(e) Penempatannya didahului dengan dengan pemberian tanda dan pemasangan rambu lalu lintas.
(f) Diberi tanda berupa garis serong dari cat berwarna putih (Pasal 4)
Wednesday, July 8, 2015
Bitung Sulawesi Utara Berbenah Diri
Di Tangerang Banten ada kota Bitung, nah di Sulawesi Utara juga ternyata ada kota bernama Bitung.
Kota pinggir pantai inilah yang akan menjadi objek penulisan saya kali
ini, dan tentu saja objek perjalanan Anda. Anggap saja, Anda
berjalan-jalan ke Bitung lewat tulisan ini. Harapan saya semoga saja
perjalanan Anda menyenangkan, dan tidak mabok perjalanan.
Menurut catatan sejarah, maka dapat kita temui bahwa konon ‘Bitung’ itu sebetulnya diambil dari nama sebuah pohon yang kala itu banyak tumbuh di daerah Utara Jazirah Pulau Sulawesi. Pohon itu adalah pohon Witung yang lantas disebut Bitung. Kemudian penduduk di situ yang pertama kali memberikan nama Bitung adalah Dotu (tua-tua / orang yang dituakan) Hermanus Sompotan, jangan heran kalau kini Hermanus dan Sompotan adalah termasuk marga (fam) yang cukup dominan terutama di Minahasa Utara (Minut) dan daerah sekitar Bitung juga. Dotu Hermanus Sompotan ini waktu itu ditemani juga beberapa dotu lainnya, antara lain seperti Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, serta Dotu Lengkong. Marga-marga tersebut itu juga sekarang banyak dijumpai dan tersebar di Minahasa dan Manado. Kalau leluhur saya, ini katanya sih, adalah Dotu Sendow yang berkuasa di sekitar sungai yang akhirnya sungai itu sampai saat ini dinamai Sungai Sendowan. Ada Bukit Lengkoan yang sangat jelas terlihat dari Desa Sonder, yang bisa jadi dulu dikuasai oleh Dotu Lengkong, siapa tahu. Sejarah tanah leluhur dan kampung halaman kita memang harus terus kita gali dan pelajari, supaya kelak tidak hilang tergerus zaman.
Kini mari kita mulai perjalanan singkat kita. Kita start dari Manado saja biar gampang. Kalau berkunjung ke Bitung tentu jangan lupa untuk ke kota Manado terlebih dahulu, itulah yang selalu saya lakukan, oleh karena memang mesti dari Manado baru perjalanan ke Bitung menjadi berkesan hehehe. Jaraknya juga kan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 45 KM, kalau tidak macet bisa saja ditempuh dalam 30-45 menit, kalau macet bisa sampai 1.5 jam atau lebih tergantung tingkat kemacetan. Kalau jalan kaki tentu lebih lama lagi, bisa satu hari, sudah termasuk istirahat makan minum. Mudahan-mudahan rencana pembangun jalan tol dari dan ke Bitung akan segera terealisasi.
Sebelum memasuki kota Bitung, kita melewati banyak desa dan perkebunan kelapa. Di beberapa desa tersebut ternyata halaman-halaman rumah para penduduknya banyak ditumbuhi pohon rambutan dan langsat, serta juga pohon mangga. Mungkin daerah lain buah-buahnya adalah papaya, mangga, pisang, jamu…..Ciri khas desa-desa menuju Bitung tersebut adalah mangga, rambutan, langsat – typical tropical fruits. Kalau lagi musim buah maka paling asyik lewat situ, warna hijaunya mangga, merah rambutan, dan kuning langsat bakalan rame menghiasi halaman rumah penduduk, membuat mata seolah tak berkedip menatapnya, ingin segera mengunyahnya. Pada saat itu jadi kayak musim kampanye saja, jalanan dikuasai tiga warna monopoli partai, merah, kuning dan hijau. Itu dulu, kalau sekarang warnanya sudah bertambah banyak kan seiring bertambahnya jumlah partai. Bagaimana kira-kira ya kalau musim buah berbarengan dengan musim kampanye? Bisa jadi buah dan bendera tak bisa dibedain lagi, karena banyak bendera sering nancap di pohon kan? Hehehe….
Menurut catatan sejarah, maka dapat kita temui bahwa konon ‘Bitung’ itu sebetulnya diambil dari nama sebuah pohon yang kala itu banyak tumbuh di daerah Utara Jazirah Pulau Sulawesi. Pohon itu adalah pohon Witung yang lantas disebut Bitung. Kemudian penduduk di situ yang pertama kali memberikan nama Bitung adalah Dotu (tua-tua / orang yang dituakan) Hermanus Sompotan, jangan heran kalau kini Hermanus dan Sompotan adalah termasuk marga (fam) yang cukup dominan terutama di Minahasa Utara (Minut) dan daerah sekitar Bitung juga. Dotu Hermanus Sompotan ini waktu itu ditemani juga beberapa dotu lainnya, antara lain seperti Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, serta Dotu Lengkong. Marga-marga tersebut itu juga sekarang banyak dijumpai dan tersebar di Minahasa dan Manado. Kalau leluhur saya, ini katanya sih, adalah Dotu Sendow yang berkuasa di sekitar sungai yang akhirnya sungai itu sampai saat ini dinamai Sungai Sendowan. Ada Bukit Lengkoan yang sangat jelas terlihat dari Desa Sonder, yang bisa jadi dulu dikuasai oleh Dotu Lengkong, siapa tahu. Sejarah tanah leluhur dan kampung halaman kita memang harus terus kita gali dan pelajari, supaya kelak tidak hilang tergerus zaman.
Kini mari kita mulai perjalanan singkat kita. Kita start dari Manado saja biar gampang. Kalau berkunjung ke Bitung tentu jangan lupa untuk ke kota Manado terlebih dahulu, itulah yang selalu saya lakukan, oleh karena memang mesti dari Manado baru perjalanan ke Bitung menjadi berkesan hehehe. Jaraknya juga kan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 45 KM, kalau tidak macet bisa saja ditempuh dalam 30-45 menit, kalau macet bisa sampai 1.5 jam atau lebih tergantung tingkat kemacetan. Kalau jalan kaki tentu lebih lama lagi, bisa satu hari, sudah termasuk istirahat makan minum. Mudahan-mudahan rencana pembangun jalan tol dari dan ke Bitung akan segera terealisasi.
Sebelum memasuki kota Bitung, kita melewati banyak desa dan perkebunan kelapa. Di beberapa desa tersebut ternyata halaman-halaman rumah para penduduknya banyak ditumbuhi pohon rambutan dan langsat, serta juga pohon mangga. Mungkin daerah lain buah-buahnya adalah papaya, mangga, pisang, jamu…..Ciri khas desa-desa menuju Bitung tersebut adalah mangga, rambutan, langsat – typical tropical fruits. Kalau lagi musim buah maka paling asyik lewat situ, warna hijaunya mangga, merah rambutan, dan kuning langsat bakalan rame menghiasi halaman rumah penduduk, membuat mata seolah tak berkedip menatapnya, ingin segera mengunyahnya. Pada saat itu jadi kayak musim kampanye saja, jalanan dikuasai tiga warna monopoli partai, merah, kuning dan hijau. Itu dulu, kalau sekarang warnanya sudah bertambah banyak kan seiring bertambahnya jumlah partai. Bagaimana kira-kira ya kalau musim buah berbarengan dengan musim kampanye? Bisa jadi buah dan bendera tak bisa dibedain lagi, karena banyak bendera sering nancap di pohon kan? Hehehe….
Thursday, June 18, 2015
Kita Semakin Kehabisan Air Bersih
Selama ini kita semua tahu bahwa bumi kita diliputi air.
Bahkan ketika dipotret dari satelit bumi nampaknya dipenuhi lautan biru. Air
begitu melimpah. Jangan heran pula terjadi banjir di mana-mana, sepertinya laut
tidak lagi dapat menampung air yang mengalir ke laut itu. Tapi benarkah
demikian? Benarkah bahwa air begitu melimpah di bumi ini? Tidak terlalu tepat.
USGS (United States Geological Survey)
memberikan kita sebuah ilustrasi sederhana untuk membandingkan seperti apa
sesungguhnya jumlah air di bumi yang kita diami ini.
Menurut USGS, sekalipun seluruh air di Bumi dikumpulkan dan
kemudian dibentuk menjadi seperti bola, sebagaimana bumi juga berbentuk seperti
bola, maka akan nampak jelas betapa ‘bola air’ tersebut begitu kecil dan imut.
Bola air itu hanya memiliki ukuran diameter sepanjang 860 mil (1.385 km),
sangat mungkin hanya sepertiga dari ukuran Bulan.
Ilustrasi itu dibuat oleh seorang bernama Jack Masak di
Woods Hole Oceanographic Institution. Menurut beberapa penelitian, jumlah air
di Bumi yang kita tinggali ini sebenarnya mencapai 332.500.000 km kubik. Namun
dengan memakai hipotesa bola di atas tadi, maka gambaran banyaknya jumlah air
menjadi lebih dapat dipahami. Lantas tentu saja kita jadi berpikir-pikir
mengapa bumi kita dikenal dengan sebutan dunia berair atau watery world?
Permukaan bumi memang banyak dipenuhi air, tapi dibanding
diameter dan kedalam bumi maka jumlah air itu tidak seberapa alias terlalu
dangkal. Air hanya nampak banyak dipermukaan bumi. Belum lagi kalau kita bicara
tentang berapa persen dari jumlah air itu yang dapat kita konsumsi atau bersih
untuk dipakai sebagai bahan kehidupan kita, atau banyak yang menyebutnya
digunakan sebagai ‘air kehidupan’.
Sumber air minun kita hanyalah sungai, danau dan aquifer
(lapisan batu karang atau pasir di bawah tanah yang menahan air). Sangatlah
terbatas. Berapa banyak air yang bisa kita konsumsi? Tidak terlalu banyak.
Memang kelihatannya sebagian besar bumi diisi oleh air, tapi ternyata jumlah
atau komposisi air tawar yang bisa dikonsumsi manusia untuk minum tidak lebih
dari 2,5 persen, sumber yang lain bahkan mengatakan bahwa jumlah air tawar di
bumi ini adalah 2.5 persen saja, dan hanya 1 persen yang dapat diminum. Sangat
sedikit.
Wednesday, June 10, 2015
Hidup Nyaman?
Bagi yang punya mobil, tentu akan sangat peham dan tahu betul dengan
apa yang disebutkan sebagai sertifikat kepemilikan? Di Amerika, sertikat
tersebut dibilang atau diistilahkan sebagai Certificate of Entitlement
(COE). Nah, biasanya tanpa sertifikat ini, perusahaan Asuransi di sana
tidak akan mau mengasuransikan mobil tersebut. Dan tanpa asuransi,
selain driver license (SIM) tentunya, maka jangan coba-coba
mengemudikan mobil Anda. Sebab bukan hanya akan ditilang, mobil Anda pun
bakalan ditahan dan di-towing.
Sebagian besar orang-orang kaya di Amerika, dan bahkan juga yang belum kaya sekalipun, pernah mengatakan kepada saya bahwa mereka memang terlahir untuk mengecapi nikmatnya hidup di dunia ini, termasuk merasakan bagaimana hidup dengan punya banyak uang. Orang-orang di negara maju lainnya juga, saya rasa banyak yang memiliki pemahaman yang sama seperti itu. Jadi, seperti seorang pemilik mobil memiliki COE, maka mereka merasa bahwa mereka itu punya COE of life. Tidak bisa tidak. Apalagi kalau bapaknya seorang kaya kaya raya. Atau keluarganya ada yang pejabat tinggi negara. Lebih tepatnya, mereka merasa punya hak untuk menikmati hidup penuh kenyamanan dan kesenangan, apapun alasannya dan bagaimanapun cara memperolehnya. Tidak sedikit yang menolak bila tidak menjadi kaya. Orang pintar akan menuntut supaya ia mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus (karena ia pintar), dan mencetak banyak dollar. Orang ternama serta terkenal menginginkan peran lebih lagi, supaya pundi-pundi dollarnya semakin menumpuk.
Jangan heran bila banyak orang kaya merasa bahwa seakan-akan hanya merekalah penguasa jalan raya dengan mobil mewahnya, yang lain silahkan minggir ke selokan. Bahwa merekalah yang menguasai airport dengan jet pribadinya, yang lain silahkan antri di pinggiran. Merekalah pemilik rumah-rumah mewah, yang lain boleh numpang dulu di bawah jembatan. Pokoknya comfortable life sudah menjadi kartu mati buat mereka. Bahkan, lebih aneh lagi, yang belum kaya pun memiliki pemahaman yang sama: Bahwa mereka juga harus memiliki Certificate of Entitlement of good life. Apapun alasannya. Nah, jangan heran juga jika para pejabat negara kita sekarang terjangkiti dengan polah hidup orang-orang yang merasa sok menguasai kemanisan dan kenyamanan hidup. Gaji PNS tidak cukup, merekapun getol korupsi. Tunjangan jabatan dirasa tidak cukup, korupsi pun jadi alternatif.
Banyak orang merasa bahwa mereka punya segala hak untuk umpamanya, liburan ke luar negeri minimal setahun sekali, harus punya mobil, harus mendapat pekerjaan yang mantap, harus diperhatikan pemerintah dan dibantu terus menerus, harus memakai baju paling baru setiap minggu, dan masih banyak lagi keinginan-keinginan (yang lalu dianggap sebagai ‘hak’ mereka).
Sebagian besar orang-orang kaya di Amerika, dan bahkan juga yang belum kaya sekalipun, pernah mengatakan kepada saya bahwa mereka memang terlahir untuk mengecapi nikmatnya hidup di dunia ini, termasuk merasakan bagaimana hidup dengan punya banyak uang. Orang-orang di negara maju lainnya juga, saya rasa banyak yang memiliki pemahaman yang sama seperti itu. Jadi, seperti seorang pemilik mobil memiliki COE, maka mereka merasa bahwa mereka itu punya COE of life. Tidak bisa tidak. Apalagi kalau bapaknya seorang kaya kaya raya. Atau keluarganya ada yang pejabat tinggi negara. Lebih tepatnya, mereka merasa punya hak untuk menikmati hidup penuh kenyamanan dan kesenangan, apapun alasannya dan bagaimanapun cara memperolehnya. Tidak sedikit yang menolak bila tidak menjadi kaya. Orang pintar akan menuntut supaya ia mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus (karena ia pintar), dan mencetak banyak dollar. Orang ternama serta terkenal menginginkan peran lebih lagi, supaya pundi-pundi dollarnya semakin menumpuk.
Jangan heran bila banyak orang kaya merasa bahwa seakan-akan hanya merekalah penguasa jalan raya dengan mobil mewahnya, yang lain silahkan minggir ke selokan. Bahwa merekalah yang menguasai airport dengan jet pribadinya, yang lain silahkan antri di pinggiran. Merekalah pemilik rumah-rumah mewah, yang lain boleh numpang dulu di bawah jembatan. Pokoknya comfortable life sudah menjadi kartu mati buat mereka. Bahkan, lebih aneh lagi, yang belum kaya pun memiliki pemahaman yang sama: Bahwa mereka juga harus memiliki Certificate of Entitlement of good life. Apapun alasannya. Nah, jangan heran juga jika para pejabat negara kita sekarang terjangkiti dengan polah hidup orang-orang yang merasa sok menguasai kemanisan dan kenyamanan hidup. Gaji PNS tidak cukup, merekapun getol korupsi. Tunjangan jabatan dirasa tidak cukup, korupsi pun jadi alternatif.
Banyak orang merasa bahwa mereka punya segala hak untuk umpamanya, liburan ke luar negeri minimal setahun sekali, harus punya mobil, harus mendapat pekerjaan yang mantap, harus diperhatikan pemerintah dan dibantu terus menerus, harus memakai baju paling baru setiap minggu, dan masih banyak lagi keinginan-keinginan (yang lalu dianggap sebagai ‘hak’ mereka).
Film Captain Phillips
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan nonton sebuah film yang sangat apik dan mendebarkan. Memang film tersebut sudah lama diputar di bioskop-bioskop di Indonesia, namun masih sangat layak untuk kembali ditonton. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata (based on true story) ini benar-benar luar biasa, menceritakan tentang sebuah kapal container yang dibajak oleh empat orang bajak laut (pirates) asal Somalia. Film ini menjadi sangat menggugah dan terasa begitu mengesankan karena akting menawan dari seorang aktor kawakan pemenang dua kali piala Oscar, Tom Hanks. Saya juga begitu menyukai film ini karena saya memang bekerja di lingkungan pelayaran, di mana salah satu tugas saya adalah memberikan briefing mengenai piracy dan the danger of piracy attack.
Kapal kontainer Maersk Alabama yang bermuatan 17 ribu metrik ton kargo, dengan jumlah awak 20 orang kala itu sedang berlayar menuju Mombasa, Kenya. Dalam perjalanan menuju Mombasa itulah kapal ini kemudian diserang oleh empat orang pembajak bersenjata asal Somalia. Dari situlah, adegan demi adegan penuh drama dapat kita saksikan pada film yang di sutradaraiPaul Greengrass ini. Sutradara kenamaan yang juga menangani dua film pemenang Oscar, The Bourne Ultimatum dan The Bourne Supremacy.
Sebelum kapal tersebut dibajak, satu hari sebelumnya para awak kapal baru saja melakukan latihan tentang bagaimana menghadapi para bajak laut (anti-piracy training). Training tersebut mencakup juga anti-terror, basic safety, first aid, dan lain sebagainya. Nah, pada hari Rabu subuh, ketika alarm peringatan adanya serangan bajak laut berbunyi, tepatnya tanggal 8 April 2009, maka Mike Perry yang adalah Chief Engineer (C/E) di kapal itu kemudian membawa 14 orang awak kapal untuk disembunyikan di dalam "secure room" di lantai dasar ruang mesin.
Sepanjang film ini dipenuhi dengan adegan drama bagaimana Captain Phillips (master di atas kapal) berjuang untuk menang atas bajak laut, baik secara akal maupun secara mental. Sebelum empat bajak laut asa Somalia itu berhasil naik ke atas kapal, Captain Phillips dan awak kapal Maersk Alabama berhasil membuat satu boat milik para pembajak berbalik arah, lantas lari tunggang langgang karena diperdaya Captain dengan komunikasi rekayasa, seakan-akan sudah berhubungan dengan militer dan mereka akan segera di tolong oleh pasukan tempur Amerika.
Alur cerita film ini praktis hampir seluruhnya adalah di atas laut. Ditampilkan secara detail tentang bagaimana sikap seorang kapten kapal senior dan berpengalaman (Kapten Phillips diperankan oleh Tom Hanks) dalam menghadapi tekanan dan sikap tak sabar empat bajak laut Somalia yang berhasil naik ke atas kapal. Bagaimana hebatnya mereka bertahan untuk tidak membuat keselahan sekecil apapun, mengingat moncong senapan senantiasa terarah di depan wajah mereka. Dalam situasi seperti ini memang penting diingat untuk tidak berusaha menjadi pahlawan dengan cara melawan secara membabibuta.
Nasib Tukang Becak
Sudah lima kali saya mengunjungi kota Semarang. Tidak pernah bosan rasanya mata ini dimanjakan oleh keindahan Semarang. Menginap di seputaran Simpang Lima sebagai pusatnya keramaian Semarang, sangat tepat dan pas. Ini adalah betul-betul tempat yang cocok, dan jelas tidak mungkin saya salah pilih. Wisata kuliner di tempat ini pun sepertinya menjadi ciri khas tersendiri, apalagi bila malam telah tiba, maka tak pernah alpa saya berjalan menuju ke tenda-tenda yang banyak menjual jagung bakar. Nah, ini adalah salah satu makanan ringan kesukaan saya, oleh sebab itu selama di Semarang jagung bakar menjadi teman setia saya.
Kali ini ada yang menarik dari perjalanan saya yang ingin saya tuliskan. Keindahan Semarang memang sudah tidak diragukan lagi. Tapi yang hendak saya angkat kali ini adalah tentang becak, dan si tukang becak di Semarang. Mungkin ini hanyalah sepenggal pengalaman kecil yang entah kenapa secara spontan terbesit untuk saya tulis. Di balik semuanya itu, satu hal yang amat pasti adalah bahwa perjalanan dan pengalaman yang yang sangat dapatkan di Semarang, sungguhlah berarti, setidak-tidaknya bagi saya pribadi.
Ada apa sebenarnya dengan yang namanya becak, dan kenapa saya sepertinya begitu tertarik dengannya? Begini, sewaktu di Semarang selama tiga hari berturut-turut, saya tidak pernah melewatkan untuk menggunakan jasa angkutan yang masih menggunakan tenaga manusia ini. Saya memutari Simpang Lima, kemudian menyisir jalanan di kota tua, termasuk juga singgah untuk sekedar menguji nyali saya di Lawang Sewu (yang sangat terkenal dengan sebutan gedung seribu pintu dan begitu menyeramkan itu), sampai akhirnya berhenti sejenak untuk foto-foto di Sam Pho Khong, tempat di mana Laksamana Cheng Ho mendarat. Orang China yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Semarang. Seluruh perjalanan saya tersebut menggunakan becak. Tentu bukan saya yang mengayuh becaknya, tapi orang lain.
Nah, menurut catatan yang saya temukan, kata becak itu sendiri berasal dari sebuah kata yang diambil dari bahasa Hokkien “be chia” yang artinya kereta kuda. Lucunya atau uniknya, bahwa moda transportasi beroda tiga ini bukan ditarik oleh kuda namun oleh manusia, bahkan banyak yang sudah tua usianya. Tapi ya begitulah, menjadi pengemudi becak bisa jadi adalah salah satu dari banyak cara untuk mendapatkan nafkah yang paling mudah. Karenanya jangan heran bila jumlah pengemudi becak di beberapa daerah yang sulit mendapatkan pekerjaan, maka jumlahnya akan menjadi sangat banyak juga.
Bahasa (dialek) Manado
Pernahkah Anda mendengar orang Manado bicara? Kalau diperhatikan secara seksama, maka ada banyak kata yang diulang dua kali namun bermakna sama. Umpamanya kata-kata ini: raba-raba, rabu-rabu, tengo-tengo, sapu-sapu, hela-hela, ruju-ruju, kile-kile, poco-poco, pala-pala, lao-lao, poki-poki, gepe-gepe, gidi-gidi, fui-fui, gata-gata, tola-tola, tole-tole, bela-bela, polo-polo, poco-poco, pica-pica, para-para, pele-pele, dan masih banyak lagi. Semuanya punya arti tersendiri. Memang terdengar lucu, namun kalau mendengar dilaek Manado (logat) diucapkan, pastilah akan ada salah satu atau bahkan lebih dari kata-kata di atas itu hadir dalam pembicaraan.
Nah, ada juga yang menarik, yaitu ‘penghargaan’ orang Manado dan Minahasa terhadap huruf ‘D’. Kenapa disebut mereka itu sangat menghargai huruf ‘D’. Oleh karena, ada banyak sekali kata yang dimulai dengan huruf D, dalam dialek Manado dan diucapkan secara unik, dan bunyinyapun terdengar lucu. Ini ada beberapa di antaranya yang sempat saya catat.
Diki-diki, doti-doti, dabu-dabu, dubo-dubo, dego-dego, doi-doi, dulu-dulu, dusu-dusu, dola, dotu, dobol, dodeso, dodika, dodutu, daki, domatu, daong, donci, deng, dang, dan sebagainya. Penggunaan dalam kalimat umpamanya, “Ambe akang itu dodika dang” (Tolong ambilkan tempat tungku api itu dong). Ada juga kalimat seperti, “Kiapa masih muda kong ngana so pake diki-diki dang?”, artinya: Kenapa masih usia muda dan Anda sudah menggunakan tongkat?
Dialek Manado memang lucu dan unik. Ada beberapa kata juga yang ternyata merupakan serapan atau hasil pengadopsian dari Bahasa Belanda, dan juga Bahasa Spanyol (Spanish). Umpamanya kata-kata ini, kadera (kursi), engku (guru laki-laki), enci (guru perempuan), mener (dosen), kawayo (kuda), blanket (selimut), dan sebagainya.
Contoh lainnya adalah untuk ucapan “kiapa soh?” (yang artinya ‘kenapa sih’ atau bisa juga what’s up?) dalam Bahasa Spanish dikenal dengan ungkapan ‘que paso’ (bacanya kepaso), artinya sama dengan kiapa soh (kiapaso)nya Manado. Atau juga sebutan ‘nada’ dalam Bahasa Spanish yang artinya ‘nothing’ (tidak ada apa-apa sama sekali), maka orang Manado menyebutnya dengan ‘ndak ada’ (nothing). Papi deng mami, dalam bahasa Spanish dikenal juga sebagai sebutan untuk bapak dan ibu, seperti yang dipakai di Manado.
Beberapa kata-kata lainnya yang dapat Anda pelajari antara lain: aer = air, alus = halus, ancor = hancur, angka = angkat, angus = hangus, anyor = hanyut, asang = asam, ator = atur, badiri = berdiri, bakalae = berkelahi, bataria = berteriak, bakusedu = bercanda, bale = balik, bangka = bengkak, bauni = nonton, begal = nakal, besae = jelek, bingo = bingung, bise = bisik, bli = beli, bobira = jerawat, bobou = bau, bodok = bodoh, bogo-bogo = bego, cambok = cambuk, cilaka = celaka, ciri = jatuh, colo = celup, cucu = tusuk/coblos, cumu = sebut, daong = daun, doi = uang, dorang = mereka, dusu = kejar, ewe/gidi-gidi = ludah, falo-falo = gayung, fol = penuh, forok = garpu, foya = lama frei = gratis, fulungku = tinju/kepalan tangan, gale = gali, gantong = gantung, gargantang = kerongkongan, garo = garuk, gepe = jepit, gode = gemuk, gogohia = panu, gonofu = sabut kelapa, goraka = jahe, goro = karet....dan masih banyak lagi (mungkin akan diulas pada tulisan berikutnya).
Demikianlah bahasa kita yang semakin kaya dan diperkaya dengan perpaduan campuran bahasa dari berbagai tempat. Seperti dialek Manado yang terus berkembang, dengan tentu saja tidak menisbikan akar bahasa sendiri. Di sisi lain, dialek Manado (yang dikenal sebagai Manado Pasar) pastilah akan terus digunakan oleh warga Manado (Kawanua) di manapun mereka berada. Jangan sampai kita melupakan bahasa asal kita hanya oleh karena kita sudah tinggal di luar kota, pun di luar negeri. Salam hangat. Semoga jo ngoni ada dalam keadaan bae-bae salalu.MES.
Menjadi Penulis Berkualitas
Menjadi penulis yang baik dan bagus tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak mungkin kita menyulap kepiawaian kita dalam menulis secepat kilat. Hanya dalam lintasan jam atau hari. Manalah mungkin tanggal hanya dalam beberapa hari tiba-tiba kita sudah sehebat M. Gunawan, Sidney Sheldon, atau Agatha Christie, dan banyak penulis hebat lainnya. Tidak mungkin seperti itu. Memang dalam alam nyata kita, adalah lebih asyik melihat seseorang mengganti seluruh gigi rusaknya seketika, dari pada harus menunggu seseorang membetulkan giginya lewat pemasangan kawat gigi (behel) dan menunggu setahun untuk melihat hasilnya. Akan tetapi kita mesti ingat benar bahwa menjadi penulis hebat tidak pernah tercipta secara instan.
Menjadi penulis handal tidak mengenal jalan pintas. There are no short cuts. Menulis itu selalu membutuhkan curahan pikiran kita, waktu kita, dan hati kita juga. Ada yang bilang writing takes time, and rewriting takes even more time. Itu betul. The good news is that to be a good writer is an achievable goal, and it really isn’t all that difficult. Tidak terlalu sulit asalkan kita tau harus bagaimana. Jadi siapkah Anda memasuki tahun 2015 dengan semangat menulis yang baru. Dengan ide-ide yang baru. Dan dengan pencapaian-pencapaian yang baru pula? Semoga “ya” adalah jawabannya.
Saya ingin sedikit berbagi, atau ya katakanlah sharing beberapa tips menulis dalam kita memasuki tahun yang baru ini.
- Lakukan tugas rumah sederhana. Think about your passions and obsessions. Kenang kembali memori yang paling mengesankan di tahun 2014, termasuk kenangan paling pahit dan yang paling manis. Yang paling mendukakan dan paling membahagiakan. Pikirkan seseorang yang paling Anda benci namun ternyata cinta muncul untuk orang itu. Sebaliknya, adakah seseorang yang sangat dekat dengan Anda, namun akhirnya menjadi seseorang yang amat sangat Anda benci? Ini adalah kenangan-kenangan yang dapat menjadi bahan dasar (amunisi ampuh) untuk ide-ide tulisan memasuki dan di sepanjang tahun 2015.
- Ciptakan hubungan dengan pembaca dan calon pembaca. Orang lain akan merasakan perasaan yang sama ketika membaca tulisan Anda tentang perasaan-perasaan Anda tersebut. Menciptakan hubungan perasaan lewat tulisan kepada para pembaca akan memunculkan antusiasme luar biasa bagi setiap mereka yang membaca tulisan Anda. Ciptakan dan jaga hubungan tersebut supaya pembaca memiliki sense yang sama dalam menjiwai perasaan-perasaan Anda lewat tulisan-tulisan Anda.
- Belajar dari para ahli. Siapapun kita tentu mestilah tetap belajar dari yang lebih ahli. Untuk menulis sebuah tulisan tentang bahasa, maka belajarlah dari tulisan-tulisan para ahli bahasa. Ingin membuat sebuah novel, maka belajarlah dari para penulis novel senior. Ingin menulis tentang cerita horor, belajarlah dari tulisan-tulisan penulis horror terkenal. Begitu seterusnya. Kita tidak pernah menjadi tertalu pintar sehingga kita merasa tidak perlu untuk belajar lagi. Learn is a lifetime job for a writer, and have to be done in daily basis.
- Menulislah dan teruslah menulis. Persiapan memang sangatlah dibutuhkan. Sekali ide itu datang dan muncul, tangan Anda harus bersegera untuk menggoreskan buah-buah pikiran tersebut dalam sebuah draft. Nah, draft itu kemudian mesti dikelola sedemikian rupa menjadi sebuah bentuk tulisan utuh. Kemudian tulisan utuh tersebut diperiksa lagi dan diedit sesuai kebutuhan sebelum dinyatakan ‘siap saji’. Set yourself a set of realistic targets and work towards them. Tentukan timeline dan juga target akhir tulisan tersebut selesai. Setiap pencapaian target yang melenceng harus dievaluasi ada apa dan kenapa itu terjadi?
- Temukan irama menulismu. Tidak semua orang dapat menulis berlembar-lembar halaman dalam satu hari. Ada yang mampu dan ada yang tidak. Anda harus menentukan dan menemukan sendiri irama menulis yang paling pas bagi diri Anda. Pada saat mana dan seberapa banyak tulisan dapat dihasilkan dalam sehari. Dalam dunia kepenulisan rasa-rasanya there is no right or wrong way to write a book. Semuanya disesuaikan dengan ‘irama’ masing-masing penulis. Anda hanya harus mampu untuk menentukan sendiri cara dan saat yang tepat untuk menulis. Just as simple as that.
- Biasakan dirimu. Setelah Anda menemukan kebahagiaan dan kesukaan dalam menulis, maka jadikanlah itu sebagai sesuatu yang mesti dilakukan setiap hari. Jadikan writing is breathing, so you will not die. Setelah diri Anda terbiasa menulis setiap harinya, percayalah, sehari saja Anda tidak menulis maka akan terasa ada yang kurang dalam diri Anda. Dalam hidup keseharian seorang penulis, ada orang bijak yang bilang begini, “Invent your world, and follow the logic of your own imagination, and you will have one of the most rewarding experiences that life can offer”.
Monday, June 8, 2015
Nonton Kompas TV
Tahun lalu saya sudah pernah menulis tentang Kompas TV sebuah pilihan? Dapat dibaca di sini: Kompas TV Sebuah Pilihan? Dalam tulisan itu saya mengutip kata-kata dari Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama tatkala memberikan sambutan atas lahirnya Kompas TV tersebut. Dia berkata, “Lautan biru yang terhampas luas, belantara yang tak berbatas, warisan budaya yang luhur, hingga gemulai tari, dengan iringan musik tradisional, turut merajut Nusantara.” Bagi saya itu adalah ungkapan Luar biasa. Waktu itu saya menulis bahwa bisa jadi, kelak ungkapan Pak Jakob itulah yang akan terpampang di sepanjang sepak terjang Kompas TV yang baru lahir itu. Kini terbukti sudah. Kompas TV ternyata memang menampilkan sesuatu yang berbeda dan lain daripada yang lain.
Mestinya memang stasiun-stasiun TV harus mulai berbenah diri. Berbenah dalam hal menampilkan acara-acara yang mendidik dan tidak hanya sekedar mengejar rating. Biasanya kalau hanya mengejar rating dan pundi-pundi rupiah, maka tampilan acara apapun pasti akan dengan mudahnya tertampilkan. Meskipun harus dengan “menghalalkan segala acara”. Konten-konten yang berbicara mengenai Alam, Budaya, Budaya Tradisional, Seni, Musik Tradisional dan lainnya yang kesemuanya bertujuan merajut Nusantara. Mempersatukan Nusantara, dan menampilkan citra baik Nusantara di mata dunia masih sangat kurang di pertontonkan, kerap kali karena anggapan acara-acara tersebut akan kurang laku dijual.
Kompas TV memang belum terlalu lama lahir. Masih muda belia. Namun ternyata sudah semakin banyak yang menyukainya. Hampir semua rekan-rekan saya menyukai berbagai tayangan yang disuguhkan Kompas TV. Di daerah saya juga, ternyata kawan-kawan di sana suka dengan acara-acara di Kompas TV yang bagus-bagus kata mereka. “Acara di Kompas TV kwa masih bagus-bagus, nyanda talalu banyak iklan, dan acaranya banyak lei yang mendidik”, demikianlah salah seorang kawan lama saya di Manado berujar. Mudah-mudahan saja idealisme Kompas TV tetap akan terjaga, supaya banyak pemirsa tetap memiliki pilihan berbeda dengan hadirnya Kompas TV.
Saya sangat menyukai sarapan Kompas TV ketika bangun pagi dengan suguhan ‘Kompas Pagi’ yang nongol di jam 5 subuh. Masih dilanjutkan dengan sajian menarik lainnya ‘Sapa Indonesia’ jam 7.00 pagi, sebelum saya berangkat beraktivitas.
Malam hari ada acara khusus (baru lahir juga) yaitu Kompasiana TV. Sekitar dua hari lalu saya mendapat tawaran untuk berdiskusi tentang wacana penghapusan PBB bersama beberapa kompasianer lainnya, dan acaranya live. Saat itu nara sumbernya adalah Mentri Agraria Pak Ferry M Baldan. Diskusi yang asyik dan memiliki kesan tersendiri.
https://www.youtube.com/watch?v=Nt8AKnLalx0
Tuesday, June 2, 2015
KOPI
Minuman
bernama kopi adalah salah satu minuman kesayangan saya. Di manapun saya
bepergian, maka saya akan mencari kopi, dengan segala macam citarasa
yang dijual di tempat yang saya kunjungi itu. Amerika, Eropa, Canada,
bahkan di banyak pelosok daerah di Indonesia yang saya kunjungi selalu
saja saya dapat menemukan kopi dengan berbagai citarasa yang
berbeda-beda.
Bagi
para pencinta kopi sejati, minuman yang satu ini memang tak boleh
terlewatkan begitu saja. Ketika saya mengunjungi Kawangkoan umpamanya,
saya menemukan kopi yang luarbiasa. Bagi saya pribadi, di sinilah saya
dapat menemukan kopi dengan citarasa yang sangat berbeda dan seakan
tidak ada duanya. Dari kabar yang saya peroleh, pembuatan Kopi
Kawangkoan itu bergaya sangat tradisional. Mulai dari tungku tempat air
dimasak, sampai kepada bubuk kopi yang dipakai sangatlah unik dan
spesial. Bahkan kopi yang digunakan ada yang sudah disimpan selama 10
tahun demi menciptakan aroma dan rasa yang semakin menggugah selera.
Tulisan saya tentang Kopi Kawangkoan itu pernah juga dimuat di Kompas
cetak beberapa waktu yang lalu.
Setelah melewati rutinitas kerja di kota metropolitan yang super sibuk dan super macet serta hectic
seperti Jakarta ini, maka memang terasa amatlah diperlukan waktu rehat
barang sebentar saja, waktu rileks untuk tentunya menikmati nikmatnya
kopi di pagi hari ataupun di sore hari. Banyak kedai kota dapat Anda
jumpai di Jakarta ini. Salah satu yang pernah saya kunjungi dan tak ragu
saya sarankan Anda untuk juga mengunjunginya adalah Crematology Café
di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Nah, di situ dapat dijumpai suasana
yang amat sangat klasik. Interiornya didominasi material kayu dan banyak
ornamen lampu gantung tanduk-tanduk rusa. Pilihan kopinya? Banyak. Ada
Americano, Espresso yang sangat kental dan pahit itu, Cappucino (salah
satu favorit saya), dan masih banyak lagi. Tinggal pilih. Masalah harga?
Masih terjangkau kok.
Thursday, May 28, 2015
Mari Menulis
Dari pada kita hanya menjadi pemberi komentar yang tidak bijaksana, saya sarankan kita menjadi penulis yang mau menulis demi sesuatu yang bernilai dan ada 'harga'nya. Menulislah demi kebaikan dan ada manfaatnya. Bagi diri sendiri dan juga orang lain. That’s the writer should be.
Ada yang bilang, saya
tidak mau menulis karena tidak ada yang baca tulisan saya. Siapa bilang?
Mana ada penulis yang tulisannya dibaca ‘nol’ pembaca? Makanya jangan
dulu berpikir bahwa tulisan kita akan dan harus dibaca oleh ‘seluruh
dunia’. Mari coba simak apa yang dikatakan seorang Kurt Vonnegut. “Write to please just one person. If you open a window and make love to the world, so to speak, your story will get pneumonia.” Saya amini pernyataannya itu.
Benefit utama dan
paling besar yang pertama adalah bahwa dengan menulis Anda secara
pribadi sudah mengizinkan diri Anda sendiri untuk bersikap jujur. Sebab
dengan menulis Anda berarti sudah menampung segala perasaan, ide,
pemikiran-pemikiran, dan apapun juga yang ada dalam benak Anda. Ini
menurut saya, adalah jalan awal menuju kesuksesan menjadi penulis besar.
Mereka yang menghargai hasil karyanya secara jujur dan benar, maka
merekalah yang akan sanggup bertumbuh dan bertambah besar olehnya.
Tanamkan dulu dalam-dalam ke diri Anda bahwa It doesn’t matter if nobody reads your writing. Mendapatkan pembaca itu adalah langkah selanjutnya. You cannot connect to other people without connecting first to yourself. Bahkan seorang penulis besar pernah berkata seperti ini, “You cannot hope to sweep someone else away by the force of your writing until it has been done to you.” Dialah Stephen King, seorang penulis besar dalam sejarah dunia kepenulisan novel.
Ada
juga yang merasa bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan ide atau
inspirasi untuk menulis. Ini adalah sebuah kesalahan paling fatal dalam
berpikir. Kenapa saya bilang demikian? Karena ide dan inspirasi itu akan
ada di mana saja, kapan saja, dalam keadaan bagaimanapun. Dalam tidur
pun inspirasi serta ide bisa datang, ya lewat mimpi-mimpi kita. Itu juga
bisa dijadikan bahan tulisan. Dan Poynter bilang begini, “If you wait for inspiration to write; you’re not a writer, you’re a waiter.” Kalau Anda menunggu inspirasi dulu baru menulis, berarti Anda bukanlah seorang penulis.
Jadi, marilah menulis
dan terus menulis. Nah, apakah kita masih ingin menjadi seseorang yang
begitu munafiknya. Hanya mampu dan sanggup berkomentar miring, mencaci,
dan menuduh tanpa pernah bisa menulis secara baik dan bijak, terserah
pilihan kita masing-masing.
Wednesday, May 27, 2015
Menjadi Penulis Yang Baik
Penulis yang baik adalah mereka yang mau terus dan selalu belajar. Penulis yang tidak hanya menulis untuk sekedar menyebarkan gosip kampungan, namun yang
mampu untuk terus-terusan menginspirasi banyak orang. Apakah kita sudah bisa disebut seorang penulis yang baik? Semuanya tergantung diri kita masing-masing. If you make it easy then it will be easy. Sebaliknya, if you make it difficult then it will be difficult. Sebetulnya kita memang hidup di era yang serba instan. Apa-apa selalu saja maunya secara instan pula. We live in a culture which is obsessed with the quick fix.
Menjadi penulis yang baik dan bagus
tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak mungkin kita
menyulap kepiawaian kita dalam menulis secepat kilat. Hanya dalam
lintasan jam atau hari saja, tentu tidak seperti itu. Memang dalam alam nyata kita, adalah lebih asyik
melihat seseorang mengganti seluruh gigi rusaknya seketika, dari pada
harus menunggu seseorang membetulkan giginya lewat pemasangan kawat gigi
(behel) dan menunggu setahun untuk melihat hasilnya. Akan tetapi kita
mesti ingat benar bahwa menjadi penulis hebat tidak pernah tercipta
secara instan.
Menjadi penulis handal tidak mengenal jalan pintas. There are no short cuts. Menulis itu selalu membutuhkan curahan pikiran kita, waktu kita, dan hati kita juga. Ada yang bilang writing takes time, and rewriting takes even more time. Itu betul. The good news is that to be a good writer is an achievable goal, and it really isn’t all that difficult.
Tidak terlalu sulit asalkan kita tau harus bagaimana. Jadi siapkah Anda
memasuki tahun 2015 dengan semangat menulis yang baru. Dengan ide-ide
yang baru. Dan dengan pencapaian-pencapaian yang baru pula? Semoga “ya”
adalah jawabannya.
Monday, May 25, 2015
Awas, Caleg Gila!
“I
am free, no matter what rules surround me. If I find them tolerable, I
tolerate them; if I find them too obnoxious, I break them. I am free
because I know that I alone am morally responsible for everything I do.”
― Robert A. Heinlein
Setiap
kita mesti bertanggungjawab atas apa yang telah kita buat. Hanya kita,
yang harus mempertanggungjawabkan kepada Tuhan apa yang sudah kita buat,
yang kita sementara buat, dan akan buat nantinya. We are morally responsible for everything we do. Semua kegilaan kita yang menyeruak muncul akibat frustasi dan depresi, adalah juga tanggungjawab kita, bukan orang lain.
Pemilu legislatif
sudah usai, dan sampai sekarang, sedikit demi sedikit mulai bermunculan
ke permukaan berbagai caleg gagal yang jadi caleg gila, atau yang akan
segera jadi caleg gila. Pastinya, belum ada data resmi berapa banyak
caleg gagal yang mesti diinapkan di RSJ, namun jumlahnya semakin
meningkat.
Fakta sudah berbicara
lebih dari cukup. Dari berbagai pemberitaan di media seluruh Indonesia,
nampak jelas bahwa caleg gagal yang bermetamorfosis menjadi gila,
ataupun yang sekedar berpotensi menjadi gila sudah semakin banyak. Tidak
sedikit juga yang mengunjungi paranormal untuk minta petunjuk. Ini yang
saya bilang sebagai political disorder. Sakit luar biasa akut yang menjadikan mereka sebetulnya tidak layak menjadi wakil Anda dan saya. Menjadi wakil kita.
Sebelum pileg dimulai,
mereka acap kali mengunjungi dukun biasa serta dukun politik demi
mencapai tujuan utamanya, sekali lagi bukan sebagai wakil rakyat, tapi
dengan tujuan memenangi pileg DEMI DIRI SENDIRI. Saya lihat di TV, ada
dukun yang pasang harga dari jutaan, miliar, bahkan 1 triliunan untuk
level Presiden. Ia jamin, kalau pakai jasanya, pasti jadi sesuai yang
dinginkan. Masalahnya, kalau ada 5 calon Presiden bayar 1 triliuan,
apakah kemudian Indonesia akan mendapatkan 5 Presiden sekaligus? Luar
biasa. Ya, luar biasa menggelikan. Apakah ada jaminan caleg-caleg model
begini memang dapat berfungsi sebagai wakil kita? I don’t think so.
Thursday, May 21, 2015
Cerita Oprah Winfrey
Siapa tidak kenal Oprah Winfrey…Acara The Oprah
Winfrey Show ditayangkan oleh TV hampir di seluruh dunia. Majalah The
Oprah Winfrey Magazine beredar sebanyak tiga juta eksemplar. Lalu ada
Oprah Winfrey Book Club tempat Oprah membahas buku. Buku yang dibahas
langsung laris. Bahkan buku yang sudah seabad seperti Anna Karenina
karangan Leo Tolstoy tahun 1877 langsung menjadi best seller lagi.
Salah satu acara TV Oprah mengangkat
tema pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap anak kecil. Oprah
berkata, “I speak from personal experience because I was raped by a
relative.” Artinya, “Saya berbicara dari pengalaman pribadi sebab saya pernah diperkosa seorang kerabat.” Lalu Oprah mengingatkan bahwa tiap keluarga
mempunyai aib masing-masing. Yang berbeda hanya bentuk dan jenisnya. Aib
itu kita sembunyikan, tetapi luka batinnya tetap pedih.
Kemudian Oprah memperkenalkan beberapa tamunya,
yaitu tiga wanita yang pernah diperkosa pada masa kecilnya dan dua ayah
yang pernah memperkosa anaknya. Percakapan ini tersendat-sendat dan
mengharukan. Berkatalah Oprah, “I’ve healed very well, and just being able to say it to somebody begins the healing process.”
Artinya, “Saya sudah betul-betul pulih, dan ketika kita mampu
mengungkapkan hal itu (masa lalu) kepada seseorang maka itu sudah
memulai proses pemulihannya.”
Pada acara lain, Oprah mengangkat tema
pengampunan diri. Seorang ibu meninggalkan putra ciliknya di mobil hanya
beberapa menit. Tiba-tiba seorang pencuri melarikan mobil itu. Putra
ibu itu dibunuh. Sampai ketika diwawancarai Oprah, ibu itu tidak bisa
memaafkan kesalahannya sendiri. Oprah mengakui bahwa rasa tanggung jawab
adalah luhur. Tetapi rasa salah diri seumur hidup tidak ada manfaatnya.
Berkatalah Oprah kepada ibu itu, “Your life is bigger than your son’s death.” Artinya, “Hidup anda lebih besar daripada kematian putra anda.”
Tetapi Oprah sama sekali tidak bermaksud agar
pencuri dan pembunuh itu diampuni begitu saja. Orang itu harus dihukum
setimpal kejahatannya. Oprah berkata, “….make sure that true justice is served in this case.” Artinya, “Pastikan bahwa keadilan ditegakkan dalam perkara ini.”
Yang juga menarik adalah pidato Oprah ketika
menerima Humanitarian Award beberapa tahun lalu. Oprah bercerita bahwa
ayahnya, seorang pemangkas rambut, suka mengundang teman untuk makan di
rumahnya. Mereka berpakaian jelek. Oprah jengkel bahwa ayahnya
mengundang orang-orang yang begitu berbeda. Tetapi ayahnya bilang bahwa
mereka itu sama seperti kita yaitu butuh diakui dan dihargai.
Lalu Oprah mengaku, “I’ve since learned….we
all are just regular people seeking the same thing. The guy on the
street, the woman in the classroom, the Israeli, The Afghani, the Zuni,
the Apache, the Irish, the Protestant, the Catholic, the gay, the
straight, you, me; we all just want validation. We want to find someone
to love…somebody to laugh with and cry with…..” Artinya, “Sejak
saat itu saya sadar….kita semua adalah orang biasa yang mendambakan hal
yang sama. Pria di jalan, wanita di ruang kelas, orang Israel, orang
Afghanistan, orang Zuni, orang Apache, orang Protestan, orang Katolik,
orang homoseks, orang heteroseks, Anda, saya; kita semua mendambakan
pengakuan. Kita ingin rasa aman dan panjang umur. Kita ingin menemukan
seseorang untuk dicintai…seseorang untuk diajak tertawa bersama dan
menangis bersama….”
Kalimat kunci yang sering diungkapkan Oprah dalam rangka pemulihan masa lalu dan pertumbuhan masa depan adalah, “If you had known better, you would have done better”. Oleh karenanya jika kita mengetahui yang lebih baik, maka kita akan/sudah melakukan yang lebih baik. Sudahkah kita…?
Subscribe to:
Posts (Atom)