Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan nonton sebuah film yang sangat apik dan mendebarkan. Memang film tersebut sudah lama diputar di bioskop-bioskop di Indonesia, namun masih sangat layak untuk kembali ditonton. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata (based on true story) ini benar-benar luar biasa, menceritakan tentang sebuah kapal container yang dibajak oleh empat orang bajak laut (pirates) asal Somalia. Film ini menjadi sangat menggugah dan terasa begitu mengesankan karena akting menawan dari seorang aktor kawakan pemenang dua kali piala Oscar, Tom Hanks. Saya juga begitu menyukai film ini karena saya memang bekerja di lingkungan pelayaran, di mana salah satu tugas saya adalah memberikan briefing mengenai piracy dan the danger of piracy attack.
Kapal kontainer Maersk Alabama yang bermuatan 17 ribu metrik ton kargo, dengan jumlah awak 20 orang kala itu sedang berlayar menuju Mombasa, Kenya. Dalam perjalanan menuju Mombasa itulah kapal ini kemudian diserang oleh empat orang pembajak bersenjata asal Somalia. Dari situlah, adegan demi adegan penuh drama dapat kita saksikan pada film yang di sutradaraiPaul Greengrass ini. Sutradara kenamaan yang juga menangani dua film pemenang Oscar, The Bourne Ultimatum dan The Bourne Supremacy.
Sebelum kapal tersebut dibajak, satu hari sebelumnya para awak kapal baru saja melakukan latihan tentang bagaimana menghadapi para bajak laut (anti-piracy training). Training tersebut mencakup juga anti-terror, basic safety, first aid, dan lain sebagainya. Nah, pada hari Rabu subuh, ketika alarm peringatan adanya serangan bajak laut berbunyi, tepatnya tanggal 8 April 2009, maka Mike Perry yang adalah Chief Engineer (C/E) di kapal itu kemudian membawa 14 orang awak kapal untuk disembunyikan di dalam "secure room" di lantai dasar ruang mesin.
Sepanjang film ini dipenuhi dengan adegan drama bagaimana Captain Phillips (master di atas kapal) berjuang untuk menang atas bajak laut, baik secara akal maupun secara mental. Sebelum empat bajak laut asa Somalia itu berhasil naik ke atas kapal, Captain Phillips dan awak kapal Maersk Alabama berhasil membuat satu boat milik para pembajak berbalik arah, lantas lari tunggang langgang karena diperdaya Captain dengan komunikasi rekayasa, seakan-akan sudah berhubungan dengan militer dan mereka akan segera di tolong oleh pasukan tempur Amerika.
Alur cerita film ini praktis hampir seluruhnya adalah di atas laut. Ditampilkan secara detail tentang bagaimana sikap seorang kapten kapal senior dan berpengalaman (Kapten Phillips diperankan oleh Tom Hanks) dalam menghadapi tekanan dan sikap tak sabar empat bajak laut Somalia yang berhasil naik ke atas kapal. Bagaimana hebatnya mereka bertahan untuk tidak membuat keselahan sekecil apapun, mengingat moncong senapan senantiasa terarah di depan wajah mereka. Dalam situasi seperti ini memang penting diingat untuk tidak berusaha menjadi pahlawan dengan cara melawan secara membabibuta.
Dalam film Captain Phillips ini ditampilkan juga kesigapan para awak engine room dalam menyikapi situasi. Mereka dengan bergegas berhasil mematikan semua fasilitas, termasuk generator dan sistem control, menjadikan seluruh kapal tiba-tiba gelap total (blackout). Ini jelas membuat para bajak laut frustasi dan menyadari bahwa mereka tidak dapat menguasai kapal tersebut sepenuhnya.
Pada akhirnya dengan segala kelicikan para pembajak ini, mereka kemudian dapat menangkap Captain Phillips serta menjadikannya tawanan untuk dibawa pulang ke Somalia, dengan maksud tentu saja meminta tebusan jutaan dollar. Para pembajak sebelumnya sudah berusaha untuk menemukan semua awak kapal, agar supaya mereka dapat menghidupkan kembali kapal Maersk Alabama yang listriknya mati total itu, dan berharap dapat membawanya sampai ke Somalia. Namun para awak kapal justru berhasil melumpuhkan pemimpin para bajak laut tersebut hingga terjadi sebuah proses tawar menawar.
Awak kapal berusaha menukar pemimpin bajak laut yang mereka taklukkan dengan sang kapten mereka, namun secara licik para bajak laut berhasil melepaskan pemimpin mereka tanpa mau melepaskan kapten Maersk Alabama. Mereka malahan memaksa Kapten Phillips untuk menunjukkan bagaimana cara mengoperasikan sekoci penyelamat yang hendak mereka pakai menuju Somalia, setelah itu, ternyata kapten pun bukannya dibebaskan tapi malah dipaksa ikut sebagai tawanan mereka.
Pada tanggal 8 April 2009, kapal destroyer USS Bainbridge milik Amerika pun berangkat untuk melakukan aksi penyelamatan terhadap Kapten Phillips yang ditawan dalam sekoci penyelamat berwarna orange tersebut. Di dalam sekoci itu, Kapten Phillips duduk di kursi nomor 15.
Satu-satunya aksi yang mungkin saja terlihat agak lebay dalam film ini adalah ketika tim penyelemat dari kapal destroyer, ditambah lagi oleh pasukan elit angkatan laut Amerika, NAVY SEAL berusaha menyelamatkan sang kapten kapal. Bagaimana tidak, ‘hanya’ untuk menghadapi empat orang bajak laut, Amerika sudah menurukan sedemikian banyak pasukan, termasuk helikopter dan tiga kapal besar, bahkan juga salah satu kapal perang mereka.
Sekoci kecil tersebut dikepung kiri, kanan, dan dari atas. Tapi bisa jadi, karena ini diangkat dari kisah nayata, maka sang sutradara berusaha sebisa mungkin menampilkan apa yang sesungguhnya terjadi pada tanggal 8 dan 9 April tahun 2009 itu. Ya seperti itulah kenyataannya saat itu. Bisa jadi kalau film ini tidak dibuat based on true story, maka sutradara akan memilih scene yang lebih ‘logis’, yaitu umpamanya ada adegan empat bajak laut yang dikalahkan dengan mudah oleh empat orang anggota NAVY SEAL yang sangat hebat. Dengan cara misalnya mereka menyelam lalu masuk ke sekoci itu dengan teknik mereka yang terkenal sangat mumpuni, tentu sangat mudah mengalahkan empat orang bajak laut yang kurus kerempeng itu.
Aksi yang terlihat agak lebay itu juga, di sisi yang lain sebenarnya ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya nyawa seorang warga negara. Tindakan penyelamatan yang luar biasa besar dan dahsyat terhadap satu orang kapten kapal yang ditahan oleh empat orang bajak laut Somalia, memperlihatkan kepada kita secara jelas, bahwa nyawa seorang Kapten Phillips benar-benar diperhitungkan.
Intensitas film ini sangat terjaga dengan mantap mulai dari awal hingga akhir cerita. Pemilihan pemainnya sangat tepat, pengambilan gambarnya sangat bagus, serta penulisan cerita yang juga amat mengagumkan. Paling tidak, waktu yang dihabiskan selama 134 menit menonton film ini tidaklah terbuang percuma. Adegan-adegan penutup film ini, membuktikan bahwa memang benar Tom Hanks adalah salah satu aktor terbaik yang pernah ada. Dia mampu membuat penonton berdecak kagum, serempak menitikkan air mata. MES.
No comments:
Post a Comment