Sunday, July 13, 2014

Ingin Kerja atau Tinggal di Amerika? Baca Dulu yang Satu ini

Mungkin ada begitu banyak yang ingin bepergian ke luar negeri. Ada begitu banyak yang ingin belajar dan bekerja di luar negeri. Kejarlah dan wujudkan segala impian itu selagi masih ada waktu. Negara di dunia ini sangatlah banyak, mulai dari Afrika sampai China. Atau sekedar ke negara-negara tetangga semisal Malaysia, Thailand, dan sebagainya itu. Dan atau juga di ujung yang lain, seperti Eropa dan Amerika umpamanya. 

Banyak tempat yang dapat kita tuju. Apa perlunya dan apa motivasinya? Jangan tanya saya, tapi tanyailah diri kita masing-masing. Setiap pribadi tentu punya keinginan dan tujuan hidup sendiri-sendiri.
Untuk bepergian ke luar negeri tentu ada persiapan yang harus kita siapkan. Misalnya saja dari segi pendanaan (uang), persiapan diri dan mental, serta persiapan pengetahuan dan bahasa. Kita tidak bisa pergi begitu saja tanpa ada persiapan sama sekali. Apapun itu, sebelum ke luar negeri bersiaplah dulu, sebab kalau tidak, percayalah akan ada begitu banyak hambatan serta penghalang yang akan kita temui. Suka atau tidak, hidup di luar sana tidak seenak yang kita lihat di film-film.

Kali ini saya berkeinginan untuk menuliskan beberapa hal sederhana yang cukup penting bila Anda ingin berkunjung ke Amerika, dalam waktu tinggal yang relatif lama. Ataupun bila Anda memang ingin bekerja di sana untuk selamanya. Atau bagi mahasiswa yang ingin menimba ilmu di sana. (Perlu dicatat, menimba ilmu tidak segampang menimba air di sumur.)

Nah, beberapa hal sederhana ini tentu tidak mungkin mencakup semua hal, namun paling tidak hal-hal sederhana ini akan amat sangat bersinggungan langsung dengan keberadaan kita selama di sana. Untuk hal-hal lain dapat kita bincangan pada topik berbeda. Hal-hal lain itu seperti apa sih? Ya misalnya saja bagaimana untuk dapat ikut aktif berperan di salah satu partai politik yang ada di sana (hanya ada 3 partai yaitu Republik, Demokrat, dan Independen,) sehingga kelak kita bisa merasakan langsung berpolitik di Negeri Paman Sam. Atau dalam hal bagaimana supaya dapat menghasilkan uang banyak dari kerja part time? Atau juga, bagaimana bisa dapat uang dengan ‘mencetak’ sebanyak mungkin anak. Hal-hal seperti itu mesti diurai secara teknis, bisa panjang penjelasannya, dan membutuhkan waktu tidak singkat he he he.

Oke, lantas hal-hal apa sih yang mesti kita ketahui setidaknya di bulan-bulan pertama atau tahun-tahun pertama di Amerika? Saya menuliskannya dalam beberapa poin besar.

1). Mental harus siap. Intinya adalah ini, bahwa di negeri orang maka apa-apa harus Anda kerjakan sendiri. Kalau misalnya di Indonesia kita punya pembantu sampai 3 orang dan sopir ada 2 orang, maka jangan harap Anda bisa dapat pembantu di sana. Orang-orang yang saya kenal baik yang posisinya Manager dan Direktur saja, mereka itu bawa mobil sendiri ke kantor.

Hanya kalangan yang super high kelas saja (pejabat dan artis atau CEO perusahan besar) yang ada pembantu dan sopir. Cuci baju pun mesti bawa sendiri ke tempat laundry, masukin ke dalam mesin sendiri. Jalankan mesinnya sendiri. Biaya laundry itu biasanya tergantung lamanya waktu yang kita pilih. Setiap coin 25 cents yang kita masukin ada ketambahan waktu sekitar 10-25 menit. Begitu juga dengan mesin pengeringnya. Lagi-lagi, dalam hal ini kita diajarkan untuk selalu mandiri. Stand on your own. Do it yourself. 

2). Belajar dasar-dasar bahasa Inggris. Jangan anggap enteng penguasaan bahasa Inggris. Kita tidak bisa hanya pengandalkan kemampuan kita berbahasa tarzan saja. Akan ada banyak sekali hambatan kalau kita tidak bisa bicara hal-hal sederhana dalam bahasa Inggris. Untuk level yang lebih tinggi lagi, bahkan kita kemudian harus sanggup memahami bahasa-bahasa ungkapan atau idiom yang lazim digunakan di sana, termasuk berbagai singkatan yang acap kali digunakan kaum urban di sana umpamanya. Mengenai berbagai macam idiom khas di Amerika nanti dapat kita bahas pada topik tersendiri. Meskipun juga sebenarnya sudah sering saya singgung pada beberapa tulisan terdahulu. Umpamanya yang dapat di lihat di sini

3). Mobil adalah kaki. Apa lacur, di Amerika memiliki mobil itu adalah sebuah keharusan, sebab tanpa itu kita bagaikan ‘mati’ atau hanya akan menjadi benalu bagi orang lain, dimana kita mesti minta tumpangan kiri kanan. Paling tidak sewa mobil, atau pinjam mobil dan dibayar per harinya niscaya diperlukan supaya kita sanggup bertahan. Terkecuali di beberapa kota besar semisal New York, Chicago, California dan beberapa tempat yang memang sangat banyak transportasi umum, maka tidak memiliki mobil ya tidak apa-apa. Bukan penghalang. Tidak menjadi soal.

Namun dibanyak tempat, apalagi di Negara Bagian (state) yang kota-kotanya berjarak jauh, harus pula melalui banyak jalan toll dan highway, maka bisa mengemudi mobi, dan punya mobil adalah kemestian. Tanpa itu, kita akan kerepotan sendiri. Tidak bisa kemana-mana. Saya sendiri sudah pernah bertahan dengan ‘hanya’ punya sepeda. Yah, untuk jarak dekat misalnya ke pasar sih oke-oke saja. Dan lagi, untuk digunakan pada saat musim panas ya oke. Tapi selebihnya, kapok saya. Setidaknya ini memacu kita untuk mencari akal supaya dapat mobil. Memiliki kendaraan adalah akses penting menuju ke segala kemungkinan dan kesempatan. Sebagai catatan tambahan, di Amerika jarang sekali atau hampir tidak ada sama sekali yang menggunakan motor seperti di Indonesia. Paling-paling yang di jalanan hanya satu dua dan itupun motor-motor gede untuk gaya-gayaan seperti Harley Davidson. You have to have the ability to mobilize yourself no matter what.

4). Kartu ‘SS’ itu penting. Nah, untuk yang satu ini Anda sebaiknya memang harus punya, baik yang berkeinginan untuk kerja, ataupun yang akan sekolah (SS for student). Apa gunanya kartu SS ini? Banyak. Misalnya antara lain supaya Anda bisa diterima bekerja, mendapatkan gaji yang oke dan di akhir tahun Anda bisa lakukan refund buat dapatkan income tax-nya. Sebagai tax payer, maka ada insentif (reward) lumayan besar yang akan diterima di setiap akhir tahun, ya nilainya tergantung besar kecilnya pendapatan yang kita buat selama setahun itu.

Dengan kartu SS (Social Security Card) ini barulah Anda dapat dikatakan ‘hidup’ nyaman dan tenang di sana. Apply kartu kredit boleh. Urus SIM (Driver’s License) boleh. Buka usaha boleh. Rasa-rasanya apapun boleh. Masalahnya adalah betapa sangat sulitnya untuk mendapatkan ini kalau visa kita hanyalah visa turis, bukan visa pebisnis atau visa untuk menetap dan bekerja. Oleh sebab itu, banyak sekali pendatang di sana, dari negara manapun akhirnya harus menggunakan kartu SS palsu. Ini banyak berhasil digunakan memang, namun berbahaya. Tidak sedikit yang sudah ditangkap pihak imigrasi. Untuk itu, cobalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan lawyer, atau mereka yang sudah berpengalaman mengurus ijin kerja di Amerika, mereka pasti tahu celah-celah pengurusannya harus seperti apa supaya permohonan kita tidak ditolak. It is a must. You have to have your own SS card.

5). Menabung dan kerja partime. Ini kedengarannya sederhana, tapi sangat krusial. Ingatlah ini negeri orang, yang mungkin saudara dan teman saja Anda tidak punya. Dan lagi, biaya hidupnya sangatlah besar. Memang di beberapa tempat Anda bisa ‘merdeka’ dari kerinduan akan makanan Indonesia, misalnya di California, Florida, dan New Jersey serta Philadelphia. Di beberapa state ini sangat mudah sekali mendapatkan makanan Indonesia. Rumah-rumah makan Indonesia juga gampang dijumpai di beberapa tempat itu. Masalahnya harganya tetaplah mahal, sudah memakai ukuran harga di sana. Saya makan nasi goreng spesial ada yang harganya 25 USD satu piring (setara Rp. 250.000,-). Bubur Manado (tinutuan) yang di Indonesia harganya hanya 15 – 20 ribu di sana dijual sama 15 – 20 hanya saja dalam hitungan USD (jadi setara 150 -120 ribu satu piring). Begitulah. Jadi kalau bisa hemat dalam soal makan, mendingan beli bahan-bahannya dan masak sendiri. Sangat jauh lebih bisa berhemat. Makanya belajar masak dululah biar mantap. Save your pennies! Also save your dimes and nickels.

Kenapa kerja part time itu penting? Uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya itu butuh uang. Bayangkan saja kalau Anda yang datang dari keluarga ekonomi pas-pasan, yang kemudian dapat kesempatan sekolah di sana, jelas kerja part time itu akan sangat membantu dari segi keuangan. Banyak kesempatan untuk kerja part time. Misalnya dengan menjadi loper, kerja di pompa bensin, jaga bioskop, cleaning service, jaga toko, dan masih banyak kerja ringan part time lainnya. Jangan khawatir, di sana semua kerjaan ini halal dan tidak ada satupun yang bakalan menertawakan Anda. Kalau di Jakarta mungkin Anda minder jadi loper koran, padahal tidak perlu begitu, selama pekerjaan itu halal. Iya kan? Dan yang pasti, kerja part time seperti itu di Amerika, membuat uang saku Anda akan lumayan berisi. Ada kawan saya (dan dosen saya juga), mahasiswa S3 (calon doktor) yang dapat beasiswa dari Unsrat untuk ambil program doktoralnya di sana. Toh ia masih juga kerja sambilan sebagai tukang angkat dan muat barang di warehouse. Untuk apa? Yah untuk nambah-nambah biaya hidup di sana. Dan selagi bisa bekerja kenapa tidak? Be creative and be positive. Nothing is wrong with part time job.

Bagi yang sudah ada kerja utama pun, kerja part time masih tetap dilakoni juga. Ini sebagai tabungan atau penghasilan tambahan yang bisa dipakai di Indonesia. Saya pernah berkunjung ke Langowan, salah satu desa di Minahasa Sulawesi Utara. Anda tahu rumah-rumah mereka di sana itu seperti apa? Istilah saya, rumah-rumah mereka itu bagaikan ‘istana raja’, bagus-bagus dan megah. Itu karena ada banyak orang Langowan yang bekerja di Amerika, ada satu desa di sana yang hampir di setiap rumah ada anggota keluarganya yang bekerja di Amerika, dan mereka itu sangat giat. Dengan membangun kampung halaman mereka juga tentunya sudah memberikan devisa bagi daerah yang sangat besar. Membantu pemerintah dalam hal devisa.

6). Mengenal budaya setempat. Ini juga yang harus kita benar-benar pahami. Amerika dihuni oleh tidak hanya satu ras dan budaya saja. Ada mungkin ratusan budaya yang melting menjadi satu di sana. Masing-masing budaya tentu berbeda. Tidak ada yang sama, dan tidak ada yang harus merasa lebih unggul satu dengan yang lain. Menghormati masing-masing budaya tentu penting ketika lagi berada di rantau. Lebih daripada itu, kita diajarkan juga untuk menghormati budaya setempat di mana kita tinggal. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sebagai contoh, ada tempat, yang warganya tidak menerima tamu di rumah mereka kalau tidak buat appointment lebih dulu. Ya kita hormati. Ada tempat dimana mereka tidak mau kalau kita potret-potret di kampung mereka tanpa minta izin dulu, misalnya di tempat tinggalnya suku Amish. Ya kita hormati. Betapa hal-hal kecil seperti itu harus tetap menjadi perhatian kita. Respect others the way you want them to respect you.

7). Sadar aturan. Ini hal amat penting yang kadang kita sepelekan. Di Indonesia kita sudah terbiasa tidak taat aturan, jangan coba-coba untuk tidak taat di sana. Buang sampah sembarangan, Anda bisa masuk kurungan. Melanggar lalulintas jalan, ini yang paling parah, kalau nggak penjara ya bakalan kena denda dan dapat sejumlah poin (minus). Ada limit dimana bila poin Anda sudah melewati batas tertentu maka SIM akan ‘hangus’ alias dianggap tidak berlaku. Oleh karenanya hati-hati dalam melihat setiap aturan dan peraturan. 

Hal kecil lainnya, pedestrian (pejalan kaki) itu harus diutamakan dan jangan sekali-kali mobil ‘melawan’ para pejalan kaki ini. Makanya kalau di lampu merah, ada lampu bergambar pejalan kaki, nah kalau lampu pejalan kaki sudah menyala, biarkan pejalan kaki itu lewat. Pejalan kaki itu raja di jalan.
Lampu kuning itu tandanya rem yang harus diinjak bukannya gas. Itu tanda kita harus pelan-pelan karena sudah akan merah lampunya, bukan akan hijau sehingga kita cepat-cepat ingin melewatinya. Tanda stop sign di setiap perampatan jalan, artinya Anda harus benar-benar berhenti dulu, kalau tidak salah sekitar 3 – 5 detik, meskipun lagi tidak ada mobil lain alias sepi jalanannya, karena kebanyakan traffic light itu sudah dipasangi cctv. Anda melanggar maka siap-siap menerima kiriman tiket tilang di rumah. Kalau tanda yield, itu artinya jalan perlahan-lahan dan tidak perlu berhenti total. Speed limit di setiap jalan harus benar-benar diperhatikan. 25 mph, 40 mph, atau 65 mph, dan seterusnya. Artinya tidak boleh melebihi kecepatan tersebut. Polisi ada dimana-mana dan siap ‘menerkam’ si pelanggar. Harus jaga jarak dengan bis sekolah, dan kalau bis sekolah berhenti maka semua mobil yang ada di jalur tersebut harus berhenti juga, sampai anak-anak itu selesai naik atau turun, dan tanda stop dari bis sekolah sudah dimatikan. Seperti itu.
Mengingat sudah terlalu panjang lebar tulisan ini. Saya cukupkan saja sampai di sini dulu tips sederhana dari saya. Mungkin saja memang masih ada air di dalam sumur sehingga bolehlah kita menumpang mandi lagi nanti. Mungkin saja umur kita masilah panjang, sehingga bolehlah kita bersua lagi pada tulisan-tulisan berikutnya. Semoga saja memang demikian. Menutup tulisan ini, kembali saya berdoa secara sederhana, ujar saya, “Tuhan berikan aku kehidupan selama menulis, dan berikan aku tulisan selama aku hidup….” —Michael Sendow—

1 comment:

Unknown said...


index:obathammer.id
index:obatkuatcialis.id
index:jualmaxman.com
index:obathammerofthor.id