Monday, November 12, 2012

Latvia Meningkatkan Kerjasama Dengan Indonesia


Beberapa bulan lalu Menlu Latvia beserta delegasinya mengadakan kunjungan ke Indonesia untuk lebih mempererat hubungan diplomatik antara keduanya. Menlu Latvia Edgars Rinkevics mengadakan kunjungan resmi dan bertemu dengan Menlu Indonesia Marty Natalegawa dan Mentri Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Pada saat kunjungan tersebut, datang bersama Menlu Latvia rombongan pengusaha dan wakil dari Kadin Latvia. Bahkan antara Kadin Latvia dan Kadin Indonesia sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU).

Beberapa hari yang lalu, selama tiga hari yaitu dari tanggal 4-8 November 2012 kantor Konsulat Kehormatan Latvia di Jakarta mengadakan kunjungan resmi ke Sulawesi Utara. Kunjungan tersebut adalah bagian dari tindak lanjut penyusunan skema kerjasama bilateral ekonomi untuk periode berikutnya. Sebelumnya Latvia juga telah mengadakan implementasi kerja sama nyata dengan Kabupaten Sleman di Jogjakarta.

Latvia sendiri adalah sebuah negara pecahan Uni Sovyet yang berpenduduk hanya sekitar 2,2 juta orang. Negara ini adalah negara Uni Eropa yang paling terkena dampak krisis keuangan global beberapa tahun yang lalu. Namun juga ternyata Latvia adalah satu-satunya negara Uni Eropa yang paling cepat pulih dari krisis. Bahkan jauh melebihi Inggris, Belanda, Cyprus, Jerman, dan lainnya. GDP Latvia adalah yang paling tinggi dibanding negara-negara Uni Eropa lainnya, dan mata uang Latvia yaitu Lats adalah yang paling tinggi di dunia sampai saat ini. Lebih tinggi dari Euro, Dollar, maupun Poundsterling.



Salah satu faktor penentu keberhasilan Latvia merecovery dirinya dari krisis adalah cara mereka merestrukturisasi kepemimpinan. Mereka menempatkan orang-orang muda dan pintar pada posisi-posisi strategis. Perdana Menteri mereka baru berusia 41 tahun. Menteri Luar Negeri mereka usianya masih sangat muda yaitu 39 tahun. Para pemimpinan dari masa ketika masih berada di wilayah Sovyet yang sudah tua dan tidak bisa bicara bahasa Inggris diganti dengan yang masih muda dan fasih berbahasa Inggris.

Republik Latvia memiliki ibukota Riga dan menurut beberapa lembaga disebutkan sebagai negara terindah (nomor satu) di dunia. Latvia memiliki batas darat dengan dua negara Baltik, yaitu Estonia di utara dan Lituania di selatan, serta dengan Rusia dan Belarus di timur. Telah menjadi anggota Uni Eropa pada 1 Mei 2004 dan bergabung dengan NATO pada 29 Maret 2004.

Melirik Potensi Sulawesi Utara
Dalam kunjungan ke Sulawesi Utara, Konsulat Latvia di Jakarta yang terdiri dari Honorary Consul - Ayub Junus, Trade and Education – Michael Sendow, dan Cultural and Tourism – Deni Rahman menyambangi beberapa lokasi yang dianggap berpotensi besar untuk kerjasama tahun 2013-2015.
 
Kunjungan pertama adalah ke kantor Gubernur Sulut untuk membicarakan tentang penandatanganan nota kesepakatan, yang kemudian sudah mendapat persutujuan dari staff Gubernur bahwa nota kesepakatan tersebut akan ditandatangani di Jakarta. Menurut Dr. N. Tuerah selaku ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebaiknya diadakan pertemuan sekali lagi di Jakarta. Rencananya Gubernur Sulut Dr. S.H.Sarundajang akan meluangkan waktu untuk penandatanganan tersebut di Jakarta. Setelah itu hanya dengan jarak tempuh 10 menit rombongan diterima di Kantor Walikota Manado untuk melihat potensi-potensi apa saja yang ada di Kota Manado.

Pada hari yang sama, rombongan Konsulat Latvia langsung meneruskan perjalanan ke Kabupaten Minahasa Selatan yang lumayan jauh, sekitar 1,5 jam dari Manado. Di Minahasa Selatan rombongan disambut oleh Bupati Minsel Christina Paruntut. Di sini Paruntu memaparkan berbagai potensi andalan Minahasa Selatan seperti pariwisata, perikanan, dan kuliner ikan yang sangat terkenal.

 Hari berikutnya rombongan pun tancap gas menuju Minahasa Utara dan disambut oleh Wakil Bupati Yulisa Baramuli dan seluruh kepala dinas yang ada. Minahasa Utara ternyata menyimpan potensi di bidang pertambangan, pendidikan, dan wisata alam. Setelah berdiskusi sekitar 2 jam dengan seluruh jajaran Pemkab Minut, dan tentu saja dijamu makan siang di Rumah Makan ikan bakar yang terkenal di Minut, rombongan masih harus melanjutkan perjalanan ke Kota Bitung.
 
Kota Bitung rupanya menyimpan paling banyak potensi. Kota ini sudah banyak kali didatangi berbagai duta besar, konsulat, dan perwakilan negara asing. Bahkan sebelum kunjungan konsulat Latvia, bitung baru saja dikunjungi Duta Besar dari negara-negara Amerika Latin. Satu hari setelah kunjungan kami, Bitung dikunjungi perwakilan dari Philipina dan India.

Di sini kami disuguhi dengan berbagai potensi alam, wisata, dan sumber daya yang punya daya jual sangat tinggi. Mereka punya Tangkoko yang terkenal itu, International Seaport, Pelabuhan Petikemas, jalan-jalan super lebar, objek-objek wisata alam, dan masih banyak lagi. Wakil Walikota Max Lomban didampingi para kepala dinas menjelaskan beberapa program unggulan mereka.

 Dari Kota Bitung, kami langsung mengejar waktu yang tersisa menuju SamRatulangi International Airport untuk kemudian terbang kembali ke Jakarta. Penyusunan program kerjasama bilateral harus segera dibahas dan dituntaskan untuk kemudian diimplementasikan. Hubungan diplomatik Republik Latvia dan Republik Indonesia akan genap berusia 20 tahun pada tahun 2013 yang akan datang. (MES)

Tulisan lainnya:  http://regional.kompasiana.com/2012/11/10/membangun-kerjasama-indonesia-latvia-507146.html

Foto-foto:






2 comments:

bayu said...

hai bang mampir yah bang ke www.forumpelaut.com forumnya pelaut dari pelaut oleh pelaut dan untuk indonesia..saling berbagi2 pengalaman dan pengetahuan soal pelayaran.

Michael Sendow said...

Okey, saya pasti mampir...karena saya bekerja di bidang kepelautan dan pelayaran...Salam hangat! Cheers!