“If you wait for inspiration, you’re not a writer, but a waiter.”
Saya
ingin kembali menulis ah! Sebab seperti ujar-ujar di atas yang bilang
begini, bahwa jika Anda menunggu inspirasi datang dulu baru menulis,
maka Anda bukanlah seorang penulis melainkan seorang penunggu. So,
jangan tunggu, menulislah. Maka dari itu saya ingin menulis tentang
sesuatu yang ada hubungannya dengan tulisan. Yaitu tentang judul pada
sebuah tulisan.
Isi sebuah cerita
terpampang pada judulnya. Judul adalah wahana untuk meneropong isi. Oleh
karenanya, memberi judul pada sebuah tulisan sangatlah penting. Judul
adalah objek paling awal yang menuntun calon pembaca mau membaca isinya
atau tidak. Memilih dan memberi judul ibarat memberi ‘nafas kehidupan’ awal pada sebuah tulisan.
Lho kok? Lha iya. Kalau umpamanya judul kurang atau tidak menarik sama
sekali, dan kemudian tidak ada yang baca, ya artinya tidak ada kehidupan
dari segi pembaca. Padahal isinya bisa jadi sangat menghidupkan dan
amat berbobot. Kira-kira seperti itu.
Orang dinilai dari
penampilan pertamanya. Ketika kita bertemu seseorang maka penilaian
pertama yang muncul adalah lewat penampilan kita, pakaian yang kita
pakai, dan bahasa tubuh kita. Sebuah tulisan dinilai pertama kali adalah
dari judulnya. Judul melahirkan antisipasi dan ekspektasi. Ia juga,
sangat mungkin akan melahirkan rasa tertarik dan rasa tidak tertarik.
Artinya orang bisa jadi tidak suka membaca isi tulisan, karena melihat
judul yang hambar. Dengan judul juga, dapat menuntun seseorang untuk
membuka isinya, atau tidak.
Judul tulisan juga ibarat sihir. Ia dapat menyihir calon pembaca untuk membuka dan membaca isi tulisan. Judul yang menyihir, adalah sebuah keniscayaan bila kita ingin tulisan kita dibuka dan dibaca.
Coba sekarang mari kita lihat, kira-kira mana dari ketiga judul novel ini yang sangat merangsang dan menantang untuk dibaca?
The World’s Room
They Who Get Shot
A Farewell to Arms
Seorang penulis
terkenal Ernest Hemingway memilih dan yakin bahwa judul novel yang
pertama dan kedua adalah yang menarik. Dan dari dua judul itulah
kemudian ia akan memilih salah satu yang paling menarik. Bukankah ia
benar? Karena memang judul ketiga, A Farewell to Arms kurang menarik, kurang menggigit, dan kurang merangsang dibanding dua judul pertama.