Tulisan
ini tidak hendak menyanjung-nyanjung seseorang secara berlebihan. Tidak
sama sekali. Apalagi orang itu tidak saya kenal sama sekali, maksudnya
tidak saya kenal secara dekat, tapi hanya lewat TV dan acara ILK saja
saya mengenal orang itu. Namun orang ini sungguh luar biasa, sementara
itu ia juga biasa di luar. Ini menurut hasil surveinya sendiri. Dimana
95% hasil surveinya itu dilakukan di luar rumah. Hanya 5 persen yang
dilakukan di dalam rumah, itupun karena 5% orang yang disurvei adalah
keluarganya sendiri yang tidak mau diajak ke luar rumah. Nah, namanya
bisa jadi sudah sangat kita kenal karena begitu kental melekat di acara
yang selalu kita tonton (yang tidak suka nonton mohon tidak usah baca
tulisan ini, kalau tetep dibaca juga, ya nggak apa-apa juga sih).
Nama orang itu siapa lagi kalau bukan Cak Lontong.
Itu nama bekennya, sedangkan nama aslinya sendiri rada unik bin ajaib,
Lis Hartono! Entah kenapa ia diberi nama Lis Hartono, mungkin hanya Rudi
Hartono yang tahu? Ah, entahlah. Si Lontong juga pasti kalau ditanya
tidak mungkin bisa menjawabnya. Pasti kitanya yang disuruh “Mikir!”
Siapa sebenarnya Cak
Lontong ini? Dia adalah manusia biasa sama seperti kita. Hanya saja,
manusia ini sangat lucu dan cerdas dalam beropini dan main logika. Ia
adalah satu di antara sedikit orang yang sangat mahir bersilogisme yang
serempak memunculkan kelucuan tersendiri. Yang lebih hebatnya lagi, ia
melakukan komedi logika dan komedi silogisme, dengan ekspresi wajah yang
sangat datar dan hampir tidak pernah tersenyum. Wajah yang datar, innocence looking,
serta layaknya “orang setengah blo’on” itu justru sudah membuat kita
tertawa, setidaknya saya. Baru lihat wajahnya yang setengah
melongo-melongo sehabis melontarkan kalimat ‘konyol’ itu saja sudah bisa
bikin ketawa.
Di acara yang
ratingnya sudah sangat meroket, nomor satu di stasiun TV – Indonesia
Lawak Klub (ILK) – Cak Lontong bagaikan sebuah magnet. Ibaratnya, tanpa
kehadiran Cak Lontong, ILK akan kehilangan gregetnya. Tanpa mengecilkan
peran para komedian lain, maka tanpa kehadiran Cak Lontong rasa-rasanya
ada yang hilang di ILK tersebut. Dia adalah ‘roh’nya ILK sebetulnya.
Orang akan menunggu-nunggu setiap hasil surveinya yang selalu saja bikin
panas kuping, bikin marah, namun serempak bikin orang tertawa
terpingkap-pingkal. Dia itu adalah ikon dan maskotnya ILK. Sosok
komedian cerdas, dan pandai bicara. Hal-hal sederhana berubah begitu
lucu di tangannya (baca: di mulutnya). Hal sederhana seperti kopi,
pacar, cinta, TKI, dan masih banyak lagi dibuatnya menjadi bahan lawakan
yang sangat menghibur nan lucu.
Mari simak beberapa
cara Cak Lontong melucu secara cerdas, tidak perlu pakai cara lempar
tepung terigu, mendorong kawan sampai jatuh, atau menghujat membully
lawan mainnya, dan seterusnya, seperti yang sering dipertotonkan oleh
banyak stasiun TV. Hanya dengan bicara datar saja, ia sudah dapat
melucu. Di situlah letak kecerdasannya. Bermain logika dan bersilogisme.
Maka tak mengherankan kalau ia sering dipakai juga sebagai comic handal dalam acara Stand up Comedy (Di ILK dia menjelma sebagai comic Sit Down Comedy hehehe).
“…Ketika Anda tidak
melatih pikiran Anda, maka Anda akan jadi pelupa. Seusia saya, saya baru
44 tahun, istri saya 40 tahun. Kemarin, saya tanya, ‘Umurmu 40 tahun,
ya?’ ‘Iya, kenapa kok tumben nanya umur?’ tanya istri saya. ‘Iya, kalau
boleh sih, saya minta tuker dua puluhan dua.’ Ia marah, padahal jatuhnya
kan sama saja, 40 tahun juga.” — Cak Lontong
Atau juga tuturannya
berikut ini dalam acara ILK, dengan nada suara lucu dan menggemaskan
“….Saya dulu mungkin lemah dalam bidang Matematika. Dulu, saya sering
ditanya guru 15 x 15 sama dengan berapa? Terus terang, saya tidak bisa
menjawab. Saya disuruh keluar, ‘Keluar!!!’. Percuma, pak, saya di luar
juga nggak bisa jawab.
Anda tahu apa
pendapatnya tentang cara minum dan tuang kopi? Hebat. Nah, katanya
menuang kopi sangat penting karena bakalan menentukan rasa kopi itu
sendiri. “Ngomongin tentang kopi, saya ingin menunjukkan data hasil
penelitian saya tentang cara terbaik menikmati kopi. Salah satunya
adalah tentang cara menuang air ke dalam cangkir kopi. Jangan salah, ini
penting! Kualitas kelezatan kopi sangat dipengaruhi oleh kualitas
penuangan air ke dalam cangkir itu. Caranya? Pastikan airnya adalah air
panas yang dituang dan pastikan pula airnya dituang tidak melebihi
ukuran cangkirnya.” — Cak Lontong.
Ia adalah contoh
komedian tradisional yang masih eksis di tengah marak gempitanya dunia
perlawakan modern Indonesia, yang kebanyakan muncul dengan berbagai
style lawakan yang menjamur seperti slapstick, bully membully,
dan lempar-lemparan tak mendidik. Maklum, ia punya pengalaman panjang
sebagai anggota ludruk sejak masih di Surabaya. Nama ludruknya itu
adalah Cap Toege Pahlawan.
Beberapa acara TV yang
pernah dilakoni Cak Lontong misalnya Republik BBM yang pernah
ditayangkan di Indosiar. Kemudian juga Negeri Impian di TV One. Sentilan
Sentilun, sebuah acara talk show di Metro TV, masih di Metro TV ia juga
aktif di Stand Up Comedy Show. Di Trans 7 ia muncul di ILK dan Sekolah Menjadi Komedian (SKM).
Banyak ungkapan
lucunya sangat logis, dan sebenarnya dapat kita jadikan kata-kata bijak
dalam hidup. Ada beberapa di antaranya yang dapat saya kutipkan di sini.
Mari membacanya secara bersama-sama. Kalau ada yang merasa ungkapan itu
terapa pas dan cocok dalam hidup Anda, jangan berterimakasih pada saya,
namun layangkanlah ucapan terima kasihmu langsung ke Cak Lontong.
Alamatnya? Ya saya kurang tahu, mungkin tanyakan langsung ke orangnya
akan jauh lebih bijak. Itu.
“Cinta asli akan memberikan sayap pada pasangannya. Cinta palsu akan memberikan belenggu pada pasangannya”
“Miskin beda dengan sederhana. Miskin itu kondisi hidup, tapi sederhana adalah cara hidup.”
“Hidup ini adalah pilihan. Anda harus menentukannya sekarang, atau pilihan itu yang akan menentukan hidup Anda sekarang. Itu akan sangat sakit, seperti saya……, nanti”
“Jika Anda takut berbuat dosa, Anda temannya orang alim. Jika Anda takut berbuat korupsi, Anda temannya orang baik. Jika Anda takut pada istri, nah……Anda temannya saya”
Cak Lontong telah menunjukkan kepada kita bahwa tertawa itu sehat, maka tertawalah karena tertawa itu murah, bahkan gratis pula. Tertawa itu hanya sejauh remote control. Dan tertawa tidak akan pernah dilarang, meskipun kita tertawa sendirian di kegelapan malam, apalagi di tengah kuburan. Ia mengajak kita untuk tertawa dan tersenyum secara cerdas.
Menjadi komedian bisa
saja dengan cara-cara sederhana. Kesederhanaan melucu justru menunjukkan
originalitas lawakan itu sendiri. If you wanna laugh, then laugh! MS.
“Dulu,
saya tidak pernah dapat tertawa puas, karena setiap kali saya tertawa
saya harus meringis, karena encok saya selalu kumat. Namun kini encok
saya justru sembuh karena sering tertawa. Obatnya ternyata bukan
sembarang obat. Hanya dengan Lontong cap Lemper saya akhirnya sembuh
total…” — Michael Sendow—
No comments:
Post a Comment