Saturday, June 21, 2014

Juara dan Jago Panco Asal Indonesia



14021235631766660018
[James Anes (kanan), Juara Panco Nasional melibas lawannya...(Foto: James H Anes]
Bisa jadi pertandingan atau lomba panco belum begitu populer di Indonesia. Padahal panco, atau dalam dialek Manado dikenal dengan sebutan ”baku banting tangan” adalah sebuah pertandingan olahraga yang mendunia. Di tingkat dunia, panco ini dikenal dengan sebutan arm wrestling. Dan sudah begitu banyak kejuaraan yang dilaksanakan untuk mencari siapa pemilik ’tangan terkuat’ di dunia.

Di Indonesia sebetulnya olahraga panco ini sudah ada organisasinya, yaitu Persatuan Olahraga Gulat Tangan Indonesia – Indonesia Armwrestling Association (POGTI-IAA) yang didirikan sejak 8 Agustus 2008 lalu, dan hingga saat ini sudah memiliki sekitar 12 Pengurus Pengda Propinsi. Namun apa mau dikata, di Indonesia jenis olahraga ini masih dipandang sebelah mata, sehingga berdirinya organisasi inipun adalah secara independen saja, tentu dibidani dan diprakarasai oleh atlit dan para peminat panco.
Meskipun hanya dipandang sebelah mata namun ternyata organisasi ini telah menghasilkan atlet-atlet yang handal dan bahkan sudah sempat mengharumkan nama bangsa di tingkat Internasional, antara lain di beberapa Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Asia Pacifik yang diadakan rutin setiap tahunnya.
Untuk tahun inipun pengurus organisasi Persatuan Olahraga Gulat Tangan Indonesia – Indonesia Armwrestling Association sudah mendapat undangan untuk mengikuti Kejuaran Asia Pasifik tahun 2014, yang akan diselenggarakan di Jepang pada tanggal 24-29 Juni nanti. Kejuaraan ini akan diikuti oleh sekitar 15 sampai 20 negara Asia Pasifik. 

Di Indonesia sendiri, sekita dua bulan yang lalu juga telah diselenggarakan lomba panco tingkat internasional. Lomba ini ternyata sudah menjadi agenda tahunan Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Gulat Tangan Indonesia (Pengprov POGTI) Kaltim. Atlet internasional yang diundang pada saat itu adalah atlit panco Malaysia, Singapura, Azerbaijan, India, Mesir, Ukraina, Australia, Korea, Jerman, Rusia serta para atlet nasional dan yang lokal Kaltim juga.

Thursday, June 19, 2014

Cak Lontong si Komedian Cerdas

Tulisan ini tidak hendak menyanjung-nyanjung seseorang secara berlebihan. Tidak sama sekali. Apalagi orang itu tidak saya kenal sama sekali, maksudnya tidak saya kenal secara dekat, tapi hanya lewat TV dan acara ILK saja saya mengenal orang itu. Namun orang ini sungguh luar biasa, sementara itu ia juga biasa di luar. Ini menurut hasil surveinya sendiri. Dimana 95% hasil surveinya itu dilakukan di luar rumah. Hanya 5 persen yang dilakukan di dalam rumah, itupun karena 5% orang yang disurvei adalah keluarganya sendiri yang tidak mau diajak ke luar rumah. Nah, namanya bisa jadi sudah sangat kita kenal karena begitu kental melekat di acara yang selalu kita tonton (yang tidak suka nonton mohon tidak usah baca tulisan ini, kalau tetep dibaca juga, ya nggak apa-apa juga sih).

Nama orang itu siapa lagi kalau bukan Cak Lontong. Itu nama bekennya, sedangkan nama aslinya sendiri rada unik bin ajaib, Lis Hartono! Entah kenapa ia diberi nama Lis Hartono, mungkin hanya Rudi Hartono yang tahu? Ah, entahlah. Si Lontong juga pasti kalau ditanya tidak mungkin bisa menjawabnya. Pasti kitanya yang disuruh “Mikir!”

Siapa sebenarnya Cak Lontong ini? Dia adalah manusia biasa sama seperti kita. Hanya saja, manusia ini sangat lucu dan cerdas dalam beropini dan main logika. Ia adalah satu di antara sedikit orang yang sangat mahir bersilogisme yang serempak memunculkan kelucuan tersendiri. Yang lebih hebatnya lagi, ia melakukan komedi logika dan komedi silogisme, dengan ekspresi wajah yang sangat datar dan hampir tidak pernah tersenyum. Wajah yang datar, innocence looking, serta layaknya “orang setengah blo’on” itu justru sudah membuat kita tertawa, setidaknya saya. Baru lihat wajahnya yang setengah melongo-melongo sehabis melontarkan kalimat ‘konyol’ itu saja sudah bisa bikin ketawa.

Di acara yang ratingnya sudah sangat meroket, nomor satu di stasiun TV – Indonesia Lawak Klub (ILK) – Cak Lontong bagaikan sebuah magnet. Ibaratnya, tanpa kehadiran Cak Lontong, ILK akan kehilangan gregetnya. Tanpa mengecilkan peran para komedian lain, maka tanpa kehadiran Cak Lontong rasa-rasanya ada yang hilang di ILK tersebut. Dia adalah ‘roh’nya ILK sebetulnya. Orang akan menunggu-nunggu setiap hasil surveinya yang selalu saja bikin panas kuping, bikin marah, namun serempak bikin orang tertawa terpingkap-pingkal. Dia itu adalah ikon dan maskotnya ILK. Sosok komedian cerdas, dan pandai bicara. Hal-hal sederhana berubah begitu lucu di tangannya (baca: di mulutnya). Hal sederhana seperti kopi, pacar, cinta, TKI, dan masih banyak lagi dibuatnya menjadi bahan lawakan yang sangat menghibur nan lucu.

Monday, June 16, 2014

Turun Tangan Menjadi Orang Baik dalam Pilpres 2014

Ajakan salah satu jubir dan tim pemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan yang terus mengumandangkan ajakan kepada orang baik untuk mendukung orang baik tentu perlu kita apresiasi. Di berbagai kesempatan, Anies selalu menggagas gerakan turun tangannya itu. Orang baik yang diajak supaya turun tangan untuk melakukan kebaikan. Pencetus Indonesia Mengajar ini ternyata tak pernah pupus harapan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik menjadi kenyataan. 

Dia mengerti betul, bahwa manusia adalah aset utama suatu bangsa, bahwa dengan membangun manusianya maka suatu bangsa akan menjadi kaya. Ini tidak terlalu mengherankan, karena Anies adalah seorang tokoh pendidikan muda yang kita miliki saat ini, dan menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina. Maka itu, tidak mengherankan pula ketika ia mengatakan (sesuai sejumlah tulisan yang beredar yang dikutip banyak orang) bahwa pola pemikiran yang menganggap gas, minyak, dan hasil tambang adalah kekayaan utama suatu negara adalah pola pemikiran kolonialisme. Menurutnya, justru kekayayaan utama dan terbesar suatu bangsa adalah manusianya. Rakyatnya. Masyarakatnya. Warga negaranya. Seperti itu. Tentu ia tidak bermaksud menisbikan SDA yang kita miliki, hanya saja dia menekankan kepada sesuatu yang ia anggap harus lebih dulu ada, yaitu kualitas SDM.

Sekarang kembali ke pernyataan orang baik harus turun tangan mendukung orang baik. Semua orang baik semestinya berkumpul dan bersinergi untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik, terlepas dari golongan dan latar belakang apa orang itu berasal. Terlepas dari agama dan kesukuan apa orang itu berasal. Nah, ini artinya orang baik itu bisa datang dari mana saja dan siapa saja. Orang baik bukan milik suku tertentu, agama tertentu, dan golongan tertentu. Ia ada dimana-mana dan tersebar dimana-mana. Orang-orang baik yang tersebar itulah yang diajak untuk turun tangan. Sekarang muncul pertanyaan selanjutnya, apa sih kriteria orang baik?

Saya mempunyai sebuah cerita. Begini, konon ada tiga orang koruptor yang diperiksa di pintu Neraka. Berkatalah sang penjaga Neraka kala itu, “Anda bertiga akan disiksa di satu tempat yang sama seumur hidup!” Lalu mereka kemudian diantar ke suatu rumah. Itu adalah awal cerita gubahan novel berjudul No Exit karya Jean Paul Sartre seorang filsuf terkemuka asal Perancis.

Kata penjaga, “Inilah rumah penyiksaan kalian bertiga.” Ketiganya langsung masuk kerumah itu dan mulai melihat-lihat isi rumah tersebut. Ternyata isi rumah itu sangat menyenangkan. Ada rak buku, TV, ada kulkas, ada AC, dan sebagainya. Segala sesuatunya tersedia dengan lengkap. Lantas dimana alat-alat penyiksaannya? Katanya ini rumah penyiksaan? Alat-alat itu tidak nampak di rumah itu, ini tentu saja membuat ketiganyapun menjadi lega.

Tetapi, beberapa hari kemudian mereka mulai merasa tersiksa. Apa alasannya? Yang seorang berkata, “Tabiatmu ini aneh dan menyebalkan!” Yang lainnya pun berkata tak kalah garangnya, “Sifatmu lebih aneh lagi. Aku juga sebal!”. Begitulah mereka akhirnya saling benci dan memusuhi satu sama lain, dan akibatnya makin lama mereka menjadi makin tersiksa.

Aksara dan Games

Aksara merupakan salah satu penemuan manusia yang paling kuno. Akan tetapi penemuan kuno tersebut ternyata memberi dampak besar bagi kehidupan manusia, bahkan di era super modern saat ini, aksara menjadi alat komunikasi utama manusia. Aksara masih terus menjadi alat komunikasi tulis dan baca yang ampuh hingga detik ini. Semua media social harus mengamini bahwa aksara adalah penyumbang utama kehidupan dan keberadaan atau eksistensi mereka.

Aksara sudah ada sejak jaman purba. Nah, kini aksara peninggalan purba itu ada yang sudah punah, dan hilang dari penggunaan, namun ada juga yang masih tetap bertahan dan digunakan hingga saat ini. Setidaknya ada enam rumpun budaya baca-tulis yang melahirkan aksara. Menurut catatan sejarah, maka yang paling tua adalah budaya baca-tulis Mesopotamia yang muncul di sekitar tahun 3500 sM. Di situ orang sumeria menoreh tanda-tanda mirip paku pada lempeng tanah liat yang masih basah dengan sejenis alang-alang tajam. Ini merupakan tulisan manusia yang pertama. Namanya kuneiform.
Selanjutnya adalah budaya baca-tulis Mesir yaitu sekitar tahun 3200 sM. Mereka menulis di atas bahan yang terbuat dari papyrus, yaitu alang-alang air. Aksara ini disebut hieroglif. Berikutnya adalah budaya baca-tulis lembah Indus di Pakistan dan India, yang muncul sekitar tahun 2800 sM. Aksaranya disebut Harappa. Lantas kemudian ada juga budaya baca-tulis Tionghoa dengan logogram, yaitu aksara berbentuk lambang yang berjumlah ribuan, dan mulai digunakan tahun 1200 sM. Ada juga budaya baca-tulis Levantin di sekitar Laut Mediterania dan Timur Tengah dimulai sejak tahun 1050 sM. Aksara ini merupakan cikal bakal sejumlah aksara modern, termasuk yang kita gunakan saat ini.

Kini, dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan dunia informatika, aksara sudah ‘naik level’ penggunaannya. Bahasa-bahasa pemrograman komputer maupun bermacam kode canggih untuk berbagai piranti lunak sudah ditemukan, dan terus bermunculan. Bahasa-bahasa pemrograman muncul juga di setiap gadget yang ada di tangan kita. Bahkan aksara sudah banyak yang bermetamorfosis menjadi simbol-simbol, dan bahkan aplikasi-aplikasi canggih lainnya. Satu di antaranya berwujud sebagai apa yang kita kenal sekarang dengan sebutan ‘aplikasi games’.